Wahai Ayah, Hindari Yang Ini, Lakukan Yang Ini!
Ummulqurahidayatullah.id– Ada empat hal yang lazim dilakukan seorang ayah terhadap anaknya. Empat hal itu diungkapkan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar di Gunung Tembak.
Para orang tua khususnya ayah diimbau untuk menghindari keempat sikap tersebut. Sebab keempatnya merupakan masalah yang kerap terjadi dalam rumah tangga, baik disadari maupun tidak.
“Itu problem kita semua di zaman now,” ujar Ustadz Hamzah pada kegiatan Sekolah Orang Tua Madrasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MI RM) Putra di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, pekan kemarin.
Membanding-bandingkan
Sikap pertama yang harus dihindari orang tua itu, sebut Ustadz Hamzah, adalah membanding-bandingkan seorang anak dengan anak lainnya.
Menurutnya, membanding-bandingkan adalah perbuatan yang menyakitkan anak.
“Membandingkan anak-anak kita dan itu sangat menyakitkan,” ujarnya di depan ratusan orang tua/wali murid MI RM Putra di Masjid Nurul Mukhlisin, Kampus Putri Pesantren Hidayatullah Ummulqura, Balikpapan, Sabtu (18/06/2022).
Terkadang seorang ayah atau ibu tanpa sadar dalam narasi yang diucapkannya kepada sang anak, ada muatan kesan atau pesan membanding-bandingkan. Baik antar anak-anaknya maupun antara anaknya dengan anak orang lain.
Walaupun itu diucapkan dengan kalimat yang tersirat, pesan Ustadz Hamzah, sebaiknya sikap itu dihindari oleh orang tua.
“Ternyata tidak boleh sama sekali kita lakukan itu karena masing-masing (anak) punya kelebihan, punya spesifikasi,” jelasnya.
Ekspektasi Terlalu Tinggi
Yang kedua, sikap menggantungkan harapan yang berlebihan terhadap anak. Ustadz Hamzah mengatakan, terkadang orang tua memiliki ekspekstasi begitu tinggi terhadap buah hatinya. Padahal ekspekstasi itu tak sebanding dengan kemampuan sang anak.
Orang tua terkadang mematok harapan ingin anaknya mencapai hasil semaksimal mungkin, tapi tidak terukur sesuai kondisi yang dihadapi. “Itu juga sering terjadi dengan kita,” imbuhnya.
Marah
Sikap ketiga yang mesti dihindari adalah marah. Disebutkan, yang paling gampang dilakukan orang tua saat menghadapi suatu masalah dalam rumah tangga, khususnya terkait sang anak, adalah marah.
“Marah itu paling gampang,” ujar Ustadz Hamzah.
Berdasarkan pengalaman yang dilalui para orang tua, terkadang memang memarahi anak menjadi alternatif pertama yang dilakukan. Misalnya orang tua marah karena harapannya kepada anaknya tidak terpenuhi.
Atau misalnya dalam rumah tangga masyarakat umum, adalah pemandangan biasa seorang anak kecanduan game. Terkadang, untuk menyelesaikan masalah anak yang kecanduan game, orang tua memilih marah, disertai kalimat-kalimat bernada ancaman, misalnya. Fenomena ini bukan rahasia lagi kerap terjadi di Indonesia.
Main Suruh-suruh
Selain ketiga sikap di atas, sikap lain yang lazim terjadi dalam rumah tangga adalah main suruh-suruh. Dikit-dikit, orang tua menyuruh anaknya.
Tentu tidak dilarang menyuruh anak melakukan sesuatu, namun sikap “main suruh-suruh aja” harus dihindari jika tidak tepat dan bijak.
Inilah, menurut Ustadz Hamzah, salah satu problem pendidikan anak masa kini dalam konteks 24 jam kehidupan sehari-hari ayah dan anak. “Walaupun mungkin kita tidak sadari,” sebutnya.
Apalagi, tambahnya, bagi anak-anak masa kini (now), problemnya berbeda dengan anak-anak pada masa sebelumnya.
Pendidikan Anak Zaman Now
Oleh karena itu, terkait problem-problem di atas, Ustadz Hamzah menilai perlunya para orang tua/wali murid memahami bagaimana metode pendidikan anak pada zaman now.
Jangan sampai orang tua menyamakan cara mendidik anak pada zaman orang tua tersebut dididik oleh orang tuanya dulu, dengan cara mendidik anak pada masa kini.
“Memang sangat berbeda (cara mendidik anak saat ini) dengan 10-20 tahun lampau,” ujarnya. Sebab keadaan pada masa lampau berbeda dengan keadaan pada masa kini dan masa mendatang.
Begitu pula, pola pendekatan kepada anak juga berbeda, antara orang tua zaman dulu dengan orang tua zaman sekarang.
“Yang lazim (terjadi), kita mendidik sebagaimana kita dididik,” ungkap Ustadz Hamzah, padahal zaman telah berubah, apalagi di era digitalisasi saat ini.
Kolaborasi
Terkait itu pula, Ustadz Hamzah selaku Ketua YPPH Balikpapan mengingatkan para orang tua/wali murid dan para guru/pendidik akan pentingnya kesamaan persepsi dalam pendidikan anak di zaman now. Mesti ada kesepahaman, mau dibawa kemana anak-anak saat ini sebagai generasi pelanjut perjuangan orang tua mereka.
Pihak guru/pengajar/pendidik di sekolah dan pihak orang tua/wali murid di rumah, perlu berkolaborasi dalam mendidik anak. Ini tanggung jawab kedua pihak tersebut.
“Zaman sekarang (kolaborasi) itu yang susah,” sebutnya. Ungkapan ini bercermin pada kondisi pendidikan anak di masyarakat pada umumnya. Misalnya, ia mencontohkan, terkadang orang tua menitipkan sepenuhnya anaknya ke sekolah. Padahal, mestinya, kedua pihak berkolaborasi.
Di antara contoh kolaborasi tersebut, kebaikan apa yang diharapkan guru di sekolah terhadap anak murid, sebaiknya ditindaklanjuti di rumah oleh orang tua/wali murid.
Luangkan Waktu
Selain pemaparan di atas, Ustadz Hamzah juga mengajak para orang tua untuk memberikan waktu sebaik-baiknya untuk pendidikan anak.
Bagi para orang tua yang masih punya membersamai anak-anaknya, itu suatu hal yang patut disyukuri.
“Kita bersyukur kita masih bisa membersamai anak anka kita. Waktu yang mahal bagi bapak-bapak,” ujarnya.
“Sesibuk apapun kita luangkan waktu kita untuk ananda kita tercinta,” tambahnya berpesan.
Saat ini, kata Ustadz Hamzah, di antara tantangan dalam pendidikan anak adalah keterbukaan informasi bagi anak-anak. Berbagai jenis game (permainan) saat ini pun juga menjadi tantangan bagi para orang tua.
Pendidikan Adab
Ia juga berpesan agar para orang tua mengutamakan pendidikan adab bagi anak. Jangan sampai seorang anak kelihatan pintar tapi tidak beradab. Pintar tapi membentak orang tuanya, misalnya, “Ini kan bahaya!”
Itulah kata dia yang kadang-kadang hilang dalam pendidikan anak, yaitu pendekatan adab dan ilmu.* (SKR/MCU)
Baca juga: Ketua LPPH Gutem: Bukan Cuma Anak, Orang Tua pun Harus Sekolah
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya