Ust Baharun Musaddad: Baca al-Qur’an dengan Benar, Jangan Tergesa-gesa

Ustadz Baharun Musaddad mengisi halaqah tahsin Al-Qur’an kolosal di Masjid Ar-Riyadh, Selasa bakda subuh, 1 Ramadhan 1445 H (12/3/2024).* [Foto: SKR/Media Ramadhan/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id- Imam Besar Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak, Ustadz Muhammad Baharun Musaddad, Lc. Al-Hafizh memberi apresiasi sekaligus nasihat kepada kaum Muslimin. Khususnya yang berkaitan dengan adab-adab tilawah al-Qur’an di bulan Ramadhan.

Hal itu disampaikan di hadapan ratusan jamaah yang memenuhi Masjid Ar-Riyadh pada awal Ramadhan 1445 H ini.

Sebagai bulan diturunkannya al-Qur’an, Ramadhan adalah waktu terbaik untuk memperbanyak tilawah al-Qur’an dan mentadabburinya.

Tak heran, di mana-mana sejumlah masjid lalu ramai dengan pemandangan orang yang asyik dan khusyuk membaca al-Qur’an.

Ada juga yang mengadakan berbagai lomba berkaitan dengan al-Qur’an. Bahkan tak sedikit yang sampai khatam berkali-kali membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan tersebut.

Nasihat tersebut tak lain agar seorang Muslim tidak tergesa-gesa membaca (tadarrus) al-Qur’an hanya karena ingin mengejar target banyak kali khatam (selesai) tadarus. Terutama bagi yang belum lancar membaca al-Qur’an.

Menurut lulusan Universitas Islam Madinah (UIM) Fakultas al-Qur’an itu, lebih penting dari kejar target adalah membaca al-Qur’an dengan benar dan menikmatinya.

“Kalau kelancaran bacaan lima puluh persen (atau belum lancar sepenuhnya) maka jangan dipaksakan khatam berkali-kali,” ucap dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan tersebut.

“Kenapa? Kalau (mengejar) target khatam berkali-kali, yang terjadi akan mengejar-ngejar (target saja) dan (hukum-hukum bacaan) ditabrak,” lanjutnya.

Hal ini, masih menurut instruktur utama Lembaga Pendidikan al-Qur’an (LPQ) Gunung Tembak Bersanad itu, sejalan dengan nasihat dari kalangan generasi ulama terdahulu (as-salaf as-shalih).

“Wahai anak cucu Adam, bagaimana mungkin hati itu bisa menikmati ayat-ayat al-Qur’an sementara setiap kalian mengaji yang ada di pikiran kalian kapan sampai pada akhir surat,” ungkapnya menukil perkataan berbahasa Arab tokoh ulama yang dimaksud.

Ustadz Baharun lalu memberi contoh, biasanya kalau kita mengaji setelah shalat Shubuh ini (misalnya), karena fokusnya ingin baca satu juz, biasanya fokusnya kapan sampai pada lembaran terakhir.
“Maka ini cara membaca al-Qur’an yang tidak tepat,” pungkasnya.

Menariknya, meski terhitung baru disampaikan awal Ramadhan lalu, jamaah Masjid Ar-Riyadh langsung mengiyakan nasihat tersebut.

Setidaknya diakui oleh Pakde Samidi, jamaah yang tinggal di RT. 47 Kel Teritip, ketika ditanya soal target al-Qur’an Ramadhan 1445 H ini. “(Targetnya) membenarkan bacaan al-Qur’an. InsyaAllah pelan-pelan saja, tidak usah terburu-buru, Menghayati kenikmatan al-Qur’an,” ucapnya.* (Abu Jaulah/Media Ramadhan/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *