Abah Zain: Selalu Ada Pulau-pulau Harapan Pendidikan Hidayatullah

Ustadz Zainuddin Musaddad.* [Foto: Istimewa/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Lautan bebas sulit diukur tapi selalu ada pulau-pulau harapan yang jaraknya bisa ditempuh dan dijadikan sebagai tujuan. Demikian perumpamaan geliat pendidikan Hidayatullah yang ditamsilkan oleh Ustadz Zainuddin Musaddad, Sekretaris Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah.

Sebut saja, pulau harapan pertama adalah kejujuran. Kalau tujuan itu bisa dicapai, maka siswa bukan hanya menjadi alumni sekolah atau perguruan tinggi, tapi sebagai alumni sekaligus kader andal.

Menurut Abah Zain, sapaan akrabnya, sebaliknya orang bisa saja menempuh samudera yang lebih luas lagi dalam. Tapi kalau ia tidak mendapati pulau harapan itu, maka itu bukan lautan yang ada pulau kebaikannya, yang ada justru kebohongan.

“Makin cerdas orang itu makin banyak bohongnya, sampai tidak kelihatan lagi bohongnya. Terkesan hebat, tapi sayang itu justru berarti kegagalan dunia untuknya,” ucapnya dalam obrolan podcast di kantor Lembaga Pendidikan dan Penghaderan Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, beberapa waktu lalu, akhir Agustus 2023.

Di tengah sengkarut persoalan yang melilit bangsa Indonesia sekarang, Abah Zain tetap optimis bahwa pendidikan Hidayatullah akan terus berlayar menempuh sejauh dan sedalam lautan yang ada.

“Titik terang itu selalu ada dari pulau-pulau harapan. Adapun ruang-ruang yang bersifat tematis terukur, maka itu harus dimujadahkan. Ada titik nol, untuk mengetahui sudah sampai dimana dan sudah berapa pulau harapan yang didapatkan,” terang pendiri Rumah Qur’an Ahlul Jannah Balikpapan, Kalimantan Timur ini.

Selanjutnya, ustadz yang dikaruniai anak-anak penghafal al-Qur’an tersebut menitip pesan kepada seluruh guru atau pendidik yang ada. Bahwa kekurangan Sumber Daya Insani (SDI) tidak perlu selalu dikeluhkan.

“Jangan berpikir bahwa kita akan drop tenaga-tenaga hebat, tapi menghebatkan tenaga yang ada. Ini faktanya, kita harus berpikir tempat ini sangat memadai untuk melahirkan guru. Guru yang sejatinya memang hebat. Dengan lingkungan, keluarga dan anak anak yang disiapkan,” ucap guru Matematika yang juga pakar parenting Qur’ani tersebut.

Kedua, masih lanjut Abah Zain, energi masjid harus menjadi kekuatan suprastruktur seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.

“Ini sumber utama kekuatan guru-guru hebat. Wajib bahkan harus dipaksa untuk masuk dalam kultur jaringan spiritual. Jika tidak, ia akan ditinggalkan oleh dirinya sendiri dan pasti kecewa,” sambungnya.

Ketiga, Abah Zain mengingatkan soal penggunaan kurikulum plus. Plus yang dimaksud adalah semuanya menjadi guru yang terampil. “Jadi wajib namanya pelatihan, pelatihan, lalu pelatihan, kemudian pelatihan, dan pelatihan berikutnya lagi. Semua bisa dipelajari, dilatih, dan dibiasakan jadi lebih baik,” tutupnya. Mempertahankan mempertahankan kebiasaan yang salah itu yang berbahaya.

Terakhir, untuk diketahui, puluhan ribu guru dan dai Hidayatullah dari Sabang sampai Merauke akan berkumpul di Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak dalam acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah mendatang. Adapun selama ini Hidayatullah dikenal dengan jaringan Pendidikan Integral Berbasis Tauhid (PIBT) yang menyebar di seluruh pelosok negeri.

Tulisan ini bagian dari partisipasi peserta Sayembara 140 Tulisan Road to Silatnas Hidayatullah 2023. Anda juga bisa mengikuti sayembara ini, Baca: Sayembara: Dicari! 140 TULISAN Road to Silatnas Hidayatullah 2023.* (Abu Jaulah/LPPH/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *