Ustadz Abdurrahman Muhammad: Bayangkan kalau Ada Seribu Pemuda Berdakwah

Pemimpin Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad di Masjid Ar-Riyadh, Gunung Tembak, Balikpapan (21/11/2021).* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Dalam sejarah disebutkan, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam hijrah ke Kota Madinah bersama sekitar seribu orang sahabat saja.

Namun di akhir hidupnya, Rasulullah meninggalkan kira-kira sepuluh juta orang beriman. Itu belum ditambah dengan luas daerah yang ditaklukkan hingga menguasai seluruh jazirah Arab. Bagaimana kerja dakwah seperti itu?

Menariknya, itu terjadi hanya dengan dakwah tiga belas tahun di Makkah dan sepuluh tahun di Madinah. Lalu kira-kira berapa kalkulasi dakwah yang ditargetkan? Berapa orang yang didakwahi setiap hari? Berapa target dakwah dalam setiap tahun?

Pertanyaan beruntun itu disampaikan oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, Ustadz Abdurrahman Muhammad beberapa waktu lalu.

Menurut Ustadz Abdurrahman, sapaan jamaah padanya, hal ini mesti disegar-segarkan selalu sebagai evaluasi menyeluruh dakwah umat Islam. “Akhir-akhir ini saya dapat inspirasi, bagaimana gerakan dakwah yang benar secara masif ini,” ungkapnya membagi kegelisahan sekaligus gagasannya terhadap dakwah Islam.

Setiap waktu, Ustadz yang bertempat lahir sama dengan kota kelahiran BJ. Habibie itu mengaku terus memikirkan strategi dakwah yang jitu. Ia melihat dakwah sekarang belum optimal dan perlu ditingkatkan selalu.

“Aku pikirkan terus itu. Ini menakjubkan. Apalagi dalam sejarah, para pemimpin Islam kebanyakan ditopang oleh generasi pemuda,” lanjutnya.

Di hadapan para jamaah Masjid Ar-Riyadh, Balikpapan Kalimantan Timur (22/12/2021), ustadz yang hobi membaca ini lalu menceritakan kisah salah seorang Sahabat Nabi, Mush’ab bin Umair. Ialah sosok pemuda yang pertama kali merintis dakwah di Kota Madinah. Selanjutnya, Ustadz Abdurrahman juga bercerita tentang Muhammad al-Fatih, sang pembebas Konstantinopel, Turki. Kisah keduanya diangkat mewakili para tokoh pemuda Islam lainnya.

“Jadi kalau diberi amanah atau tugas dakwah, sesungguhnya itu kemuliaan, jangan lambat-lambat! Dulu para tokoh dunia itu semuanya pemuda juga,” ucap ustadz Abdurrahman.

Ia mengingatkan, terkadang ada aktivis yang tergoda atau merasa berat berangkat tugas hanya karena terganjal urusan materi dunia. “Tinggalkan itu, kamu berat karena hidupmu mulai tergantung dengan dunia,” jelas ustadz sambil menerangkan ayat ke-38 dari surah at-Taubah.

Selanjutnya, Pemimpin Umum Hidayatullah menguatkan bahwa setiap gerakan dakwah tak boleh meninggalkan al-Qur’an sebagai ruh utama para juru dakwah.

“Bayangkan kalau ada seribu pemuda yang turun berdakwah! Itu berarti setidaknya membutuhkan tiga ratus gerai al-Qur’an di Balikpapan ini,” ungkapnya penuh semangat.

Terakhir, masih menurut Ustadz Abdurrahman, diperlukan pemahaman yang utuh dan menyatu tentang al-Qur’an dan gerakan dakwah. Ini disebutnya sebagai hal terpenting agar tidak terjadi miss understanding terhadap pemahaman Islam dan dakwah itu sendiri.

Pemahaman yang baik dan spirit al-Qur’an, lanjutnya, niscaya memberikan semangat dakwah yang tinggi dan tidak cepat puas.

“Kalau puas dengan begini-begini saja, semua orang bisa bikin (yang sama), lalu dimana kekuatan ruhnya dan pengaruh al-Qur’an itu?” tantang ustadz penuh semangat.* (Abu Jaulah/MCU)

Baca juga: Pemimpin Umum Hidayatullah: Visi Tanpa Aksi itu Khayalan, Aksi Tanpa Visi itu Sensasi

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *