Kiat Merawat Cinta
JAKARTA– Founder Sekolah Pranikah Indonesia Dr. Faisal Sundani, Lc, M.Ed berbagai kiat dalam merawat cinta terutama di masa masa awal pernikahan hingga ajal memisahkan.
“Jangan sering menengok ke belakang untuk melihat masa lalu pasangan kita,” kata Faisal saat menjadi narasumber Marriage Training Class yang mengangkat topik “Merawat Cinta di Tahun-Tahun Pertama” digelar Komunitas Keluarga Cerdas bekerjasma PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta secara virtual, Ahad, 19 Safar 1443 (26/09/2021).
Faisal yang juga dosen psikologi Universitas Al Azhar Jakarta ini menjelaskan, selalu menengok ke belakang melihat masa lalu pasangan akan melahirkan beban dalam menerima dirinya.
“Setiap kita punya masa lalu yang ingin dihapus dan dilupakan, maka terimalah pasangan kita hari ini karena itulah kenyataan yang Allah berikan,” imbuhnya.
Faisal menuturkan bahwa awal pernikahan akan membutuhkan energi besar karena suami istri akan melalui sebuah perjalanan panjang dan penuh liku.
Secara umum, pernikahan yang bahagia -kata ayah 3 putra ini- memiliki 5 jenjang yang harus dilalui. Pertama, fase bulan madu. Kedua, fase pengenalan kenyataan. Ketiga, fase kritis kenyataan. Keempat, fase menerima kenyataan. Dan, kelima, puncaknya, adalah fase kebahagiaan.
Lebih jauh alumnus Universitas Islam Madinah (UIM) ini mengajak peserta untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menerima kenyataan atau sifat asli pasangannya.
“Setiap orang punya kelemahan. Ada yang ganteng tapi tidurnya ngorok. Ada yang cantik tapi malas,” imbuhnya.
Maka, di antara kiat kiat yang Faisal tawarkan adalah memulai pernikahan dengan fokus pada apa yang disenangi oleh sang pasangan agar pernikahan diawali dengan hal-hal yang menggembirakan.
Faisal juga mengingatkan bahwa pernikahan merupakan mitsaqan ghalizhan, atau komitmen besar yang menuntut seorang suami untuk tampil menjadi imam yang kuat karena dialah yang menjadi nakhoda bagi kapal rumah tangganya menuju ridha dan surga Allah Subhanahu Wata’ala.
“Surga seorang istri ada pada ketaatannya pada sang suami karena sang suami adalah pemimpin rumah tangganya,” tegasnya.
Dalam pada itu, Faisal menyebutkan setidaknya ada 6 fakta tantangan yang biasa timbul dalam rumah tangga baru yaitu; sungkan mengutarakan keinginan, kesulitan dalam membangun komunikasi dengan keluarga besar pasangan, minimnya waktu pribadi (me-time), beda rencana dan keinginan antara suami istri, fluktuasi keuangan rumah tangga, serta jenis pekerjaan.
“Di antara kesalahan suami istri yang sering terjadi namun jarang disadari oleh keduanya adalah manajemen rahasia,” tambahnya.
Ayah muda yang pernah menjadi wakil kepala sekolah di salah satu sekolah internasional di Kuala lumpur ini mengurai 3 tingkatan rahasia. Pertama, kata dia, rahasia yang wajib diketahui oleh kedua suami istri saja semisal pola hubungan intim antara keduanya.
Tingkatan “rahasia” kedua adalah rahasia yang bisa dibagi kepada orang tertentu yang bisa dipercaya semisal besaran gaji pasangan. Dan, rahasia yang bisa dibagi lebih terbuka semisal masalah anak kepada mertua atau gurunya.
Di akhir materi, Faisal memungkasi materinya dengan 3 poin yang menjadi kunci membangun rumah tangga bahagia. “Seringlah berdoa kepada Allah, pahami dan terimalah karakter pasangan, serta mudahlah dalam memberi maaf,” tukasnya.
Training yang dikerjasamakan dengan Komunitas Keluarga Cerdas (KKC) ini merupakan salah satu program PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta yang concern terhadap dinamika pemuda. Selain Marriage Training, Pemuda Hidayatullah juga menawarkan program tahsin al Qur’an secara online, rumah Qur’an hingga pendampingan pesantren mahasiswa.* (Naspi Arsyad, Lc)
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya