DP3 Hidayatullah Ummulqura Gelar Pelatihan Pengelolaan Kelas Guru-guru Putri

Ummulqurahidayatullah.id– Departemen Pendidikan dan Pengkaderan Putri (DP3) Hidayatullah Ummulqura Gunung Tembak, Balikpapan, kembali menyelenggarakan kegiatan pelatihan sebagai ikhtiar untuk meningkatkan kompetensi guru.

Kali ini, Pelatihan Pengelolaan Kelas dilaksanakan selama dua hari (19-20/7/2024) mulai dari pukul 07.30- 15.00 WITA. Acara yang bertempat di Aula Prasmanan, Gunung Tembak, ini mengusung tema “Terwujudnya Pembelajaran yang Efektif, Kreatif, dan Interaktif”.

Ketua DP3, Ustadzah Irma, S.S. membuka kegiatan itu sekaligus memotivasi guru yang mengikuti pelatihan.

“(Tujuan mengikuti kegiatan ini) agar semakin ter-upgrade kemampuannya dalam pengelolaan kelas. Sehingga anak-anak kita lebih enjoy belajar dan materi yang disampaikan dapat diterapkan dan lahir anak-anak yang tidak hanya unggul akademiknya, tapi juga akhlaknya,” ujarnya dengan antusias.

Kegiatan ini menghadirkan Ustadz Syamsul Bahri, S.E. selaku trainer. Ia membawakan materi dengan sangat interaktif dan inovatif.

Peserta merasakan langsung bagaimana suasana pelatihan dikemas seperti suasana di dalam kelas yang tidak membosankan.

5 Tahapan Menangani Masalah

Hari pertama pelatihan, seluruh guru mulai dari jenjang KB-RA sampai SMH putri, dibagi per kelompok. Mereka diberi tugas bagaimana cara memancing siswa mengidentifikasi masalah. Dari masalah yang diidentifikasi tersebut, siswa nantinya diajak untuk terlibat dalam membuat peraturan kelas, tujuannya untuk membangun karakter baik siswa.

Hari kedua, Ustadz Syamsul Bahri memberikan materi. Ia menjelaskan dengan sangat lugas cara menangani masalah dengan lima tahapan. Yakni memandang dengan diam, memberi pernyataan tidak langsung, mempertanyakan, memberi pernyataan langsung, dan campur tangan fisik.

Yang juga menarik dari materi ini adalah, praktik langsung penanganan masalah dari beberapa contoh kasus yang diberikan trainer.

“Ada beberapa masalah yang harus ditangani secara bertahap. Tujuan dari langkah-langkah tersebut adalah untuk mengakses hati nurani/ kepekaan anak, cara berpikir, dan rasa. Karena ada anak yang peka, cukup dengan ditatap saja, ada juga yang butuh sampai tahap kelima,” jelas ustadz Syamsul dalam sesi tanya jawab.

Peserta tampak antusias mengikuti pelatihan ini.

“MasyaAllah sangat mencerahkan, menjadi pengingat untuk bisa membedakan antara hukuman dengan konsekuensi logis. Semoga murid-murid bisa lebih cepat sadar saat melakukan kesalahan,” ungkap seorang Ustadzah KBRA dengan begitu bersemangat.* (Itha/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *