Cerita-cerita Unik Santri Baru Beradaptasi dengan Lingkungan Pesantren

ILUSTRASI: Salah satu kegiatan santri SMH Putri di Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak pada Ramadhan 1445 H.* [Foto: Istimewa/SMH/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id- Pada tahun ajaran baru 2023/2024 saat ini, banyak santri baru yang masih harus beradaptasi dengan lingkungan dan suasana Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan.

Begitu pula yang dirasakan santriwati baru di Sekolah Menengah Hidayatullah Program Tahfizh Putri Usrah Mujaddidah.

Berbagai pengalaman unik dan menarik yang didapati oleh beberapa pengasuh yang membersamai mereka.

Misalnya, suatu ketika, seorang pengasuh yang merupakan mahasiswi STIS Hidayatullah semester 8, tidak sengaja melewati beberapa santri baru yang sedang berkumpul.

Lalu terdengar olehnya suara curhatan, “Udah, gak usah nangis terus, nanti matamu makin bengkak.”

Saat pengasuh itu menoleh ke sumber suara, ternyata dari kumpulan santriwati itu ada salah seorang yang sedang menangis dan kedua matanya sudah sembab.

Cerita lainnya, ada santriwati yang enggan mandi karena kamar mandi yang mungkin tidak sesuai dengan keadaan di rumahnya.

Ada juga yang tidak bernafsu makan akibat tidak sesuai dengan kebiasaan di rumah.

Masih banyak lagi tingkah unik mereka yang kadang membuat pengasuh merasa kasihan, tergelitik, atau hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Masa awal beradaptasi adalah masa yang memang terkadang dianggap berat oleh sebagian para santri baru. Karena mungkin saja kebiasaan yang tidak pernah ditemui di rumah mereka, nyaris semua dilakukan di tempat ini.

Mulai dari bangun tahajud pada dinihari hingga tidur kembali, semua diatur di Ponpes Hidayatullah.Wajar saja jika ada santri baru yang menangis bahkan minta pulang. Istilah populernya adalah goncang.

Tidak heran apabila ada yang menilai bahwa orang-orang yang berada di tempat ini adalah manusia pilihan Allah. Sebab, jika bukan karena Allah yang memberikan kekuatan, maka tidak ada yang sanggup bertahan sampai akhir untuk menuntut ilmu di pondok pesantren.

Tega atau tidaknya orang tua melihat anaknya yang baru lulus sekolah dasar dan sekarang harus sudah mandiri, sudah menjadi konsekuensi positif bagi orang tua untuk kebaikan anaknya.

Melihat bahwa dunia luar yang dirasa tidak baik-baik saja, memasukkan anak ke pesantren menjadi solusi bagi orang tua.

Mari kita berdoa, semoga Allah memberikan kesabaran dan keistiqamahan kepada para santri baru, putra maupun putri.

Semoga pula, Allah memberikan kekuatan kepada para pengasuh dan guru agar dapat maksimal menjalankan amanah, memberikan dan mentransformasikan nilai-nilai positif kepada para santri.* (Anggun Damayanti/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *