Cerita Suhail dan Jubah Impian

Suhail [Foto: Nurmiati/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id | Berbagai keinginan yang selalu kita panjatkan, terkadang bukan tidak terkabul, tapi Allah menangguhkan hingga waktu yang tepat.

Itulah perlunya doa dan pengharapan yang kokoh hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk-Nya.

Ini kisah seorang santri bernama Suhail. Ia mempunyai harapan yang menurutnya sulit tercapai. Namun ia tetap menjalani kehidupan sebagai seorang santri, yang segala aktivitasnya diatur, mulai dari bangun hingga tidur kembali.

Suatu hari, ia termenung untuk kesekian kalinya. Tatapannya tinggi melambung. Ia mengimpikan jubah “Al Haramain”. Entah bagaimana ceritanya dan di mana pertama kali ia menemukan merk jubah yang didambakannya itu. Mungkin saja dari rekan sesama santri atau dari kerabatnya.

Suhail merasa mustahil memiliki jubah itu karena harganya yang mahal, sedangkan kondisi keuangannya tidak mendukung.

“Mustahil bagi saya memiliki jubah itu karena saya hanyalah orang sederhana juga belum mampu mencari uang sendiri.

Saya selalu berdoa di setiap shalat dan utamanya ketika tahajjud agar diberikan rezeki kepadaku dan kepada kedua orangtuaku,” ucapnya menunduk sambil sesekali mengusap mushaf di tangannya.

Ada saja jalan Allah untuk menjawab doa para hambanya.

“Beberapa kali kami mendapatkan undangan dari warga sekitar pondok. Alhamdulillah kadang kami diberi makanan dan amplop setelah mengaji. Dari uang itulah saya mulai menabung hingga tak terasa jumlahnya pun telah mencukupi harga jubah yang saya dambakan,” sambungnya.

Tibalah hari penjemputan santri untuk pulang liburan. Suhail dijemput oleh kedua orantua. Betapa bahagia rasanya.

Pada suatu pagi, saat sedang menikmati sarapan teh dan kue bikinan ibu, Suhail ingin mengutarakan keinginannya selama ini. Namun ia masih bingung untuk memulainya.

Tiba-tiba, bapaknya muncul dan berkata, “Ayo, Nak! Siap-siap kita akan pergi.”

“Kita mau ke mana, Pak?” ucap Suhail yang masih penasaran.

Lalu sang bapak menatap anaknya dengan senyuman, “Kita akan pergi beli jubah Al-Haramain untukmu.”

Mendengar itu, sontak Suhail kaget bercampur haru, senang, dan dalam hati. Ia terus tertegun, seakan semua ini mimpi.

Sepanjang perjalanan, tiada henti ia melafazkan syukur atas segala nikmat yang Allah berikan hari itu.

Ia merasa suara hatinya selama ini benar-benar begitu kuat, hingga Allah memberikan kemudahan untuk mewujudkannya.

Sungguh Allah Maha Mendengar atas segala apa yang dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya. Alhamdulillah!* (Nurmiati/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *