Bendahara YPPH 32 Tahun: “Menyamai Rekor Soeharto sebagai Presiden RI”

Bendahara YPPH Balikpapan, Ustadz Sujaib Saud.* [Foto: SKR/MCU]


Ummulqurahidayatullah.id– Enam puluh tahun adalah masa yang panjang untuk sebuah pertanggungjawaban usia seseorang. Namun enam puluh tahun juga waktu yang begitu singkat dalam mengumpulkan bekal amal shaleh dan kebaikan lainnya.

Inilah kegundahan Haji Sujaib Saud, Bendahara Umum Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan saat menanggapi jumlah umurnya yang kian bertambah.

Hari itu, Senin (07/03/2022), Ustadz Sujaib, demikian sapaannya, didaulat untuk memberi taushiyah singkat di hadapan pengurus dan fungsionaris YPPH Balikpapan.

Menurutnya, meski saat itu momennya bertepatan, tapi ia mengaku tak perlu menceritakan panjang lebar soal dirinya secara personal. Sebab terlahir dari orang tua yang dicintai dan dikaruniai limpahan kasih sayang sudah merupakan nikmat dan kesyukuran tak terhingga.

Baginya, hari lahir yang bertepatan pada hari Jumat adalah sesuatu yang istimewa. Mengingatnya jadi mudah, apalagi tanggal dan bulan kelahirannya pun persis sama dengan berpulangnya sosok ulama dan pemimpin yang begitu dikaguminya, KH Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah, Rahimahullah.

“Iya, jadi tanggal dan bulannya sama, 4 Maret waktu itu,” ucap sarjana ekonomi lulusan universitas negeri favorit di Makassar, Sulawesi Selatan ini.

Hijrah ke Balikpapan dan merasakan hidup di lingkungan Pesantren Hidayatullah, menurutnya adalah satu tonggak luar biasa yang begitu istimewa. Inilah yang mengubah banyak jalan dan cita-cita hidupnya. Setidaknya ia merasa bisa lebih memahami ajaran agama dan berusaha bersungguh-sungguh dalam mengamalkan dan mendakwahkan Islam ini.

“Jadi si fulan ini (H Sujaib, red), atas pengaturan Allah nyangkutlah dia di perahu perjuangan ini. Apakah sebagai penumpang gelap, penumpang yang punya karcis, atau ikut karena cuma diikutkan oleh ABK saja. Jelasnya si fulan hingga saat ini ingin tetap istiqamah dalam perahu perjaungan dan punya cita-cita besar untuk berkontribusi menjaga keberlangsungan perjuangan ini,” tuturnya panjang lebar dengan kalimat kiasan.

Menariknya, sejak bergabung di Pondok Pesantren Hidayatullah, Ustadz Sujaib terbilang warga atau kader dakwah yang langka. Sebab, ia termasuk yang sudah puluhan tahun tinggal di pesantren tapi belum pernah mengecap tugas dakwah keluar dari kampus Gunung Tembak.

Padahal tradisi sejak awal di pesantren, selalu saja ada penugasan atau pengiriman dai atau kader dakwah ke berbagai pelosok daerah di seluruh Indonesia.

Uniknya lagi, selama puluhan tahun itu pula, amanahnya bisa dikata “itu-itu saja”. Yaitu sebagai orang yang dipercaya mengatur sirkulasi keluar masuknya uang di pesantren alias sebagai bendahara.

“Iya, jadi ada anekdot bagi saya. Bahwa masa amanah ini sudah menyamai rekor Soeharto sebagai Presiden RI. Sebab saya sampai sekarang sudah diamanahi selama 32 tahun sebagai bendahara di Gunung Tembak,” ucapnya tersenyum.

Kini, di usianya yang menginjak 60 tahun, Ustadz Sujaib tetap bersiap selalu untuk bertugas atau mendapat amanah apapun. Sejak dulu pun, ia mengaku tak pernah menampik amanah yang diberikan. “Kader itu harus siap selalu untuk ditugaskan,” ucap ustadz yang bercita-cita jadi penghafal al-Qur’an ini.

Tak lupa, Ustadz Sujaib juga memohon untuk didoakan di sisa umurnya tetap diberkahi dan mendapat hidayah.

“Doakan semoga bisa menjadi hafizh al-Qur’an, istiqamah berjuang di jalan dakwah, dan menjadi hamba yang khairunnas anfauhum linnas,” tutupnya dengan meminta doa husnul khatimah pula.* (Masykur/MCU)

Baca juga: Seumur-umur, Ini yang Baru Dilihat Ustadz Sujaib Saud…

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *