Pengingat Para Pendidik: Didiklah Santri Kita Sesuai dengan Zamannya

Kepala MI RM Putra, Ustadz Muhammad Arifuddin Syafar di ruang rapat LPPH Gunung Tembak, Balikpapan, Senin (14/8/2023).* [Foto: SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Pola pendidikan anak memang seharusnya menyesuaikan masa seorang anak, dengan tetap berpegang pada prinsip yang ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pesan tersebut menjadi perhatian oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MI RM) Putra, Ustadz Muhammad Arifuddin Syafar.

Disampaikannya dalam nasihat singkat dalam rapat koordinasi rutin pekanan pengurus YPPH Balikpapan di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak.

Pada kesempatan itu, ia antara lain menyampaikan tiga semboyan pendidikan dari Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yaitu “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.”

Sebagaimana diketahui, tiga semboyan itu berarti figur seseorang yang dapat menjadi pemimpin yang baik adalah di samping menjadi suri tauladan atau panutan, juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral bagi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi lebih baik, sehingga menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan masyarakat pada umumnya.

“Seorang pendidik harusnya memang seperti ini,” ujar Ustadz Arifuddin di ruang rapat LPPH Gunung Tembak, Senin pagi
(14/8/2023).

Seorang pendidik, tambahnya, harus memberikan nasihat, memberikan pendidikan, dan memberikan keteladanan kepada anak-anak didiknya.

Ustadz Arifuddin juga menyampaikan nasihat penting dari Sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, yang oleh Ustadz Arifuddin disebut sebagai “bapak pendidikan akhirat”:

“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya,” pesan Ali bin Abi Thalib yang dikutipnya.

Ustadz Arifuddin menjabarkan nasihat pengingat untuk para pendidik agar mendidik para santri sesuai dengan masa tingkatan pendidikannya.

Untuk santri tingkat PAUD/TK/KB-RA, “Kita dituntut (mendidik) anak-anak kita memperlakukan (mereka) seperti seorang raja.”

Sedangkan untuk santri usia MI-Madrasah Tsanawiyah (Mts), menurutnya, mesti diperlakukan seperti seorang tawanan.

Sedangkan bagi peserta didik tingkat Madrasah Aliyah (MA) – mahasiswa, tambahnya, mesti diperlakuan seperti seorang sahabat.

“Penjabarannya bapak-bapak sudah tahu,” pungkas Ustadz Arifuddin di hadapan sejumlah guru dan pengurus YPPH Balikpapan.

Diketahui, setiap rapat koordinasi pekanan pengurus YPPH, rutin diadakan penyampaian tausyiah singkat oleh para guru atau pengurus yayasan. Beberapa pekan ini, rapat koordinasi tersebut digelar di ruang rapat LPPH karena ruang rapat YPPH (Kantor WKP) sedang direnovasi sebagian.* (SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *