Tahun Baru 1444H di Gunung Tembak: Dari Talkshow hingga Tahajud

Talkshow bertema “Spirit Muharram, Istiqamah Hijrah” pada malam 1 Muharram Tahun Baru 1444 Hijriyah di Masjid Ar-Riyadh, Jumat (29/07/2022).* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Menyambut tahun baru Islam 1444 Hijriyah, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, menggelar berbagai acara. Di antaranya adalah Talkshow bertema “Spirit Muharram, Istiqamah Hijrah”.

Acara ini berlangsung di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak, Kalimantan Timur, dalam rangkaian peringatan 1 Muharram 1444H, Jumat malam (29/07/2022).

Panitia menghadirkan sejumlah pembicara pilihan yaitu sejumlah warga senior Hidayatullah, di antaranya Ustadz Ali Genda, Ustadz Syarif Bastian, Ustadz Iskandar Pabo, dan Ustadz Mujito. Sementara Ustadz Jamal Karaeng yang dijadwalkan hadir, berhalangan tampil.

Acara ini dipandu oleh Ustadz Irwan Budiana, Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPPH Gunung Tembak.

Beratus-ratus warga, ustadz, santri, menghadiri acara ini secara offline. Tampak pula santri dan ustadz dari kampus-kampus Hidayatullah di perkotaan Balikpapan.

Keempat pembicara itu menyampaikan kisah, cerita, pengalaman hidup, kesan, pesan, serta nasihatnya kepada para hadirin.

Ustadz Syarif Bastian, misalnya, ditanya oleh MC, apa perbedaan kader Hidayatullah pada masa lalu dengan kader Hidayatullah pada masa kini?

Menjawab pertanyaan itu, USB, sapaan bekennya, menilai, kader dulu dengan dengan kader sekarang bedanya sedikit saja.

Menurutnya, kader-kader awal dulu masuk ke Hidayatullah di saat belum ada bayangan-bayangan mgembirakan. “Datang ke sini kerja (bakti) itu dari pagi, berhentinya ketika (ada panggilan) “sholah-sholah”. Sambung lagi (kerja), kadang sampai malam,” tutur USB.

Selain itu, tambahnya, kader dulu “nyanyiannya” ada jargon sami’na waatho’na (kami dengar dan kami taat).

Sementara itu, Ustadz Ali Genda, antara lain menceritakan perjalanan dakwahnya lewat berjualan Majalah Suara Hidayatullah.

Ustadz Ali menilai dakwah melalui media massa tersebut penting tetap dilakukan pada era teknologi dan merajanya media sosial saat ini.

“Sekarang ini kan perang komunikasi,” ujarnya.

Ustadz Iskandar Pabo berpesan kepada para generasi Hidayatullah agar menjadi kader yang lebih baik lagi dibanding kader-kader awal lembaga ini.

Ustadz Mujito mengajak warga Hidayatullah, baik santri maupun para ustadz, agar meningkatkan kualitas ibadahnya, terutama shalat. Misalnya, saat di masjid, bersegera menempati shaf shalat pertama dan seterusnya.

“Mari sama-sama merebut shaf-shaf terdepan,” ujarnya, karena shaf terdepan nilainya lebih tinggi.

Talkshow itu berakhir sekitar pukul 22.00 WITA. Acara dilanjutkan dengan menginap di Masjid Ar-Riyadh dan shalat lail pada pagi dinihari, Sabtu (30/07/2022).

Pada Sabtu pagi, 1 Muharram 1444H, digelar puncak Semarak 1 Muharram 1444H Hidayatullah se-Indonesia.

Pada acara ini di Gunung Tembak, tampil sebagai pembicara yaitu Ketua YPPH Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar, Ketua Dewan Pembina YPPH Balikpapan Ustadz M Hasyim HS, serta Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad.

Acara ini disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Masjid Ar-Riyadh dan saluran resmi Hidayatullah lainnya se-Indonesia.

Dari berbagai daerah turut serta menyaksikan acara ini dengan nonton bareng (nobar). Sebagian mengemas acara 1 Muharram 1444H dengan kreasi masing-masing pesantren Hidayatullah di berbagai kota.* (SKR/MCU)

Baca juga: Indahnya Hidup Berjamaah di Hidayatullah, Jika Dikritik Malah Senang

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *