Pendiri Hidayatullah: Pahami Orang Lain, Jangan Minta Dipahami
Ummulqurahidayatullah.id– Sebagai teman seperjuangan, sahabat, murid dari KH Abdullah Said Rahimahullah, rasanya terlalu banyak yang bisa dikenang dari sosok Pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah tersebut.
Hal ini diakui secara terang-terangan oleh Ustadz Muhammad Hasyim HS, yang juga salah seorang Pendiri Hidayatullah.
Di hadapan 120 murabbi yang memadati acara Halaqah Kubra Murabbi Kalimantan Timur, ustadz lulusan angkatan pertama Pendidikan Tarjih Muhammadiyah (tahun 1972) tersebut menceritakan pengalamannya sejak bergabung di Hidayatullah dahulu.
Halaqah Kubra ini diadakan di Masjid Al-Iman, Kampus Utama Hidayatullah Samarinda, Kaltim, 2 Jumadal Ula 1444H (26/11/2022).
Menurut Ustadz Hasyim, yang paling terkenang dari KH Abdullah Said adalah teladan ibadah dan muamalah keseharian bersama santri-santrinya.
Kelak, diakui Ustadz Hasyim, ini pula yang menjadi bekal para santri dan dai-dai Hidayatullah dalam mengemban amanah tugas dakwah ke penjuru daerah.
“Satu di antara teladan yang paling penting adalah beliau datang ke masjid paling duluan. Sebelum iqamat sudah datang, memantau satu per satu jamaah dan santrinya,” ucap Ustadz Hasyim.
“Rasanya saya tidak pernah mendahului, sudah duluan biasanya duduk di tengah antara dua tiang masjid,” sambungnya.
Contoh teladan disiplin waktu yang lain ketika mengadakan pertemuan musyawarah. “Kita pernah mengadakan diskusi hari Ahad pagi. Tepat jam tujuh sudah dimulai ‘Assalamualaikum’,” ujarnya menceritakan.
Kata Ustadz Hasyim, disiplin waktu demikian bukan sekali atau dua kali saja. Termasuk ketika melaksanakan shalat tahajjud (lail) berjamaah. Khususnya di bulan Ramadhan, para santri senior senantiasa terkenang dengan pukul 00.00 teng tanda dimulainya shalat tahajjud di Masjid Ar-Riyadh, Gunung Tembak.
“Khusus sepuluh malam terakhir Ramadhan, kalau jam besar di masjid sudah teng (pukul 00.00) berarti sudah mulai takbir AllahuAkbar dan selesainya tepat pukul 04.00 selalu,” lanjut Ustadz Hasyim.
Ia pun mengaku belum mampu mencontoh sepenuhnya teladan yang diajarkan oleh KH Abdullah Said. Meski begitu, ia berharap para murabbi bisa mengambil pelajaran dan motivasi untuk berdakwah di daerah masing-masing.
Selanjutnya, ustadz yang memiliki 8 anak dan 22 cucu ini menasihati para murabbi se-Kalimantan Timur untuk senantiasa menjaga hubungan dengan Allah dan bermuamalah yang baik dengan orang lain atau lingkungan sekitar.
“Pahami orang lain jangan minta dipahami orang lain,” inilah nasihat yang kerap diulang-ulang. Ia mengaku juga mendapati nasihat ini dari KH Abdullah Said dahulu ketika hendak berangkat tugas ke daerah.
Untuk ibadah, Ustadz Hasyim berpesan agar senantiasa mengembalikan segala sesuatu kepada Allah.
“Alhamdulillah Allah membersamai perjalanan ini. Ini tentu bukan karena kemampuan mereka bukan pula kehebatan kita. Tapi karena Allah yang turunkan bantuan dan pertolongannya,” pungkas Ustadz Hasyim.* (Abu Jaulah/MCU)
Baca juga: Ustadz Hamim Thohari Bersyukur & Gembira atas Pertumbuhan Kader Dakwah Hidayatullah
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya