Melukis Sejarah di Gunung Tembak
Oleh: Nursyafika Taufik*
Ummulqurahidayatullah.id | SEJENAK kehentikan langkahku, ku hembuskan nafasku, dan kutatap sekelilingku. Ternyata aku telah berada di tempat yang berbeda.
Tanpa aku sadari, aku telah keluar dari zona nyamanku. Setelah kuputuskan untuk mengambil jalan ini. Keluar dari rumah untuk tujuan menimba ilmu, untuk tujuan meraih cita-citaku.
Semuanya telah kurancang. Cita-citaku selama ini selalu memotivasiku untuk menggapainya. Keluar dari rumah untuk tujuan meraih cita-cita dan juga untuk menimba ilmu. Itu selalu menjadi tujuanku sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga aku duduk di bangku sekolah menengah atas.
Tapi tak pernah terbayang dalam benakku untuk menempuh perjalanan sejauh ini, harus meninggalkan rumah dan keluarga, bahkan harus menyeberangi pulau.
Inilah diriku, seorang gadis remaja yang berusaha merajut mimpi dan meraih cita-cita dengan hanya bermodalkan tekad yang kuat. Keinginan dan cita-cita besar yang sedang kupikul di bahuku, mengadu nasib di pulau perantauan, tepatnya di Kota Balikpapan.
Balikpapan yang mendapat julukan sebagai Kota Beriman atau Kota Minyak ini adalah pijakanku sekarang. Wadah yang kujadikan untuk mewujudkan cita-cita yang sedang kupikul.
Aku ingin menjadikan tempat ini, Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak sebagai tempat aku untuk menorehkan sebuah harapan besar, tempat untuk melukis sejarah tentang diriku dan umat.*
- Penulis adalah mahasantriwati di Hidayatullah Gunung Tembak
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya