Melukis Sejarah di Gunung Tembak
Oleh: Nursyafika Taufik*
Ummulqurahidayatullah.id | SEJENAK kehentikan langkahku, ku hembuskan nafasku, dan kutatap sekelilingku. Ternyata aku telah berada di tempat yang berbeda.
Tanpa aku sadari, aku telah keluar dari zona nyamanku. Setelah kuputuskan untuk mengambil jalan ini. Keluar dari rumah untuk tujuan menimba ilmu, untuk tujuan meraih cita-citaku.
Semuanya telah kurancang. Cita-citaku selama ini selalu memotivasiku untuk menggapainya. Keluar dari rumah untuk tujuan meraih cita-cita dan juga untuk menimba ilmu. Itu selalu menjadi tujuanku sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga aku duduk di bangku sekolah menengah atas.
Tapi tak pernah terbayang dalam benakku untuk menempuh perjalanan sejauh ini, harus meninggalkan rumah dan keluarga, bahkan harus menyeberangi pulau.
Inilah diriku, seorang gadis remaja yang berusaha merajut mimpi dan meraih cita-cita dengan hanya bermodalkan tekad yang kuat. Keinginan dan cita-cita besar yang sedang kupikul di bahuku, mengadu nasib di pulau perantauan, tepatnya di Kota Balikpapan.
Balikpapan yang mendapat julukan sebagai Kota Beriman atau Kota Minyak ini adalah pijakanku sekarang. Wadah yang kujadikan untuk mewujudkan cita-cita yang sedang kupikul.
Aku ingin menjadikan tempat ini, Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak sebagai tempat aku untuk menorehkan sebuah harapan besar, tempat untuk melukis sejarah tentang diriku dan umat.*
- Penulis adalah mahasantriwati di Hidayatullah Gunung Tembak
masyaAllah betul itu ust, keluarga memang harus dibina dengan baik
tetap tabah ust, semoga beliau di beri tempat yg paling baik disisinya
Sama yg saya rasakan, istri ku meninggal 7 agustus 22, detik ini rindu sekali
masyaAllah, bang bashori kah ini?
semoga kita semua yg tertimpa musibah di kuatkan ust serta diberi kesabaran oleh sang pemilik segalanya