Masya Allah! “The Wonder Muslimah” yang Viral dengan Risolnya

Dok. Alam Risol

Ummulqurahidayatullah.id | TEH Dini, sapaan akrab wanita muda itu. Ia menyodorkan bungkusan makanan dengan tali segel yang telah kupesan melalui WhatsApp.

“Maaf ya, Kak, agak kemaleman soalnya tadi baru digoreng,” ujarnya.

Tanpa basa basi, segera kusodorkan beberapa lembar Rupiah untuk menukar dengan jajanan yang sedang trending belakangan di status Whatsapp-ku.

“Wah makasih ya, Kak, gak sabar nyobain (risolnya)!”

Segera kupanggil seluruh anggota keluarga yang masih bangun. Karena dari dua jam lalu kabar tentang risol viral ini sudah kugaungkan, ada yang telah menanti-nanti sedari tadi. Akhirnya, tak perlu waktu lama untuk membuat si risol ludes tanpa sisa.

“The Wonder Muslimah”

Teh Dini tampaknya layak dijuluki “The Wonder Muslimah”. Pasalnya, “Muslimah luar biasa” itu mempunyai binaan Rumah Qur’an di daerah Tirta Deli, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ia juga punya hobi membaca, masak, dan traveling. Bahkan, baru-baru ini ia menyesaikan studi S1-nya di STIQ ash Shiddiq Hidayatullah Medan.

Ibu dua anak itu pun memiliki kesibukan seperti halnya ibu rumah tangga lainnya. Masya Allah-nya, ia masih sempat-sempatnya berjualan risol.

Penasaran, awak Media Center @Ummulqurahidayatullah pun mengobrol dengannya seputar usaha Alam Risol-nya yang sedang naik daun itu. Berikut petikan wawancaranya:

Taukah Teteh bahwa beberapa hari belakangan usaha risol anda ‘viral’?

Wah, wah, soal ‘viral’ sih kami tidak terlalu mengikuti ya. Karena sejak launching, Senin kemarin (09/09/2024), kami full ‘ngubek’ di dapur produksi.

Tapi Alhamdulillah, kalau respons orang-orang pada positif soal risol kami, rasanya ‘hepi banget’! Apalagi kalau ada yang bilang enak, kasih review ke kami, terus repeat order, bener-bener moodbooster!

Apa motivasi atau latar belakang membuka usaha jajanan risol?

Saya awalnya kepikiran usaha jajanan ini tidak lain karena saya sendiri pecinta risol. Menurut saya risol itu gorengan yang gak bisa ditolak dan karena saya juga sudah banyak ngerasain risol di pasaran  sana.

Satu waktu saya punya ide tentang bagaimana jika saya memberikan sentuhan lain, hingga menciptakan rasa risol yang upgrade dan tidak pasaran.

Akhirnya kepikiran untuk menciptakan risol yang isian dan rasanya memenuhi ekspektasi sebagai risol yang ideal. I really want people to love my risol as much as I do!”. (Wanita kelahiran Bandung ini memang fasih berbahasa Inggris)

Kapan Anda memulai usaha berjualan?

Pertama kali jualan makanan itu masih MA (Madrasah Aliyah) saat mondok di Jogja bareng temen-temen saya di Islamic Center Bin Baz Yogyakarta . Awalnya cuma buat menambah uang kas OSIS agar saat mengadakan kegiatan ada dananya. Apalagi jualan bareng sahabat-sahabat di sana.

Dari situ aku langsung kepikiran dan ternyata untungnya lumayan juga buat nambah uang saku.

Kapan pertama kali membuka usaha dengan serius?

Kalau jualan yang serius sih baru kali ini terealisasi. Sebelumnya cuma atas nama OSIS doang. Sekarang kita masih buka di rumah aja, belum ada stan atau tempat khusus.

Oh iya, kita juga udah available di aplikasi pesan makanan online, loh! Boleh dicek ya, nama restonya ALAM RISOL! (Disclaimer: Produk ini hanya tersedia di area Medan dan sekitarnya)

Kalau boleh tahu nih, bagaimana prospek keuntungan dari usaha risol ini?

Nah, ini yang kami belum tahu, hehe. Saat ini pencatatan keuangan kami masih agak berantakan, jadi angka pastinya belum jelas. Tapi kata temen, kalau baru mulai usaha tuh katanya “bakar duit dulu” dan benar banget!

Kita beli peralatan baru, terus trial and error berkali-kali sampai akhirnya fiks menjadi ‘wujud’ jajan risol yang sempurna.

Tentunya pengalaman seperti ini sangat memakan waktu, tenaga, dan modal yang enggak sedikit. Alhamdulillah!

Bisa diceritakan suka-duka Anda menjalankan usaha risol?

Sukanya tuh banyak banget! Mulai dari review positif customer, yang repeat order, sampai akhirnya ketemu formula kulit risol yang bisa tipis, lentur, dan nggak pecah waktu digoreng. Itu udah senang kali!

Kalau soal dukanya, mungkin lebih ke konsekuensi ya, bukan duka. Jualan tuh benar-benar bikin capek, serius! Tapi namanya juga jualan, capek itu pasti. Tapi capeknya sepadan apalagi saat lihat review customer suka dan repeat order.

Boleh dong berbagi pesan untuk para pejuang ekonomi yang juga sedang merintis bisnis…

Bismillah! Intinya dimulai dulu aja, jangan terus-terusan wacana. Sembari memohon pada Allah meminta keberkahan dalam berdagang, agar pilihan ini termasuk sebagai jalan kebaikan dan jadi wasilah rezeki yang sudah ditentukan. 

Sebenarnya kami pun masih merintis, tapi I have to say this, jangan takut pasang harga yang sesuai dengan kualitas dan jangan down kalau ada yang bilang ‘mahal banget.’ Nanti pasti ketemu marketnya sendiri!* (Rifqiyati Hudayani/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *