Ketua LPPH: Tujuan Pendidikan Cetak Kader Pengemban Dakwah
Ummulqurahidayatullah.id– Nasihat tentang dahsyatnya hari Kiamat biasa disampaikan di mimbar atau kajian di masjid. Namun bicara tentang hari Kiamat dan akhir zaman pada momen rapat kerja pendidikan, itu sepertinya belum lumrah, tidak biasa.
Tetapi itulah yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah (LPPH) Balikpapan pada acara pembukaan Rapat Kerja Unit Pendidikan Putri di Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, beberapa waktu lalu.
Bahwa ada hitungan masa yang begitu cepat berlalu. Disebutkan pada hari Kiamat waktu satu hari bisa berbanding ribuan tahun. Sedang akhir zaman sekarang waktu setahun bisa terasa bagai sehari saja. Sebab waktu berlalu begitu cepat. Nyaris tanpa terasa oleh manusia.
Menurut Ketua LPPH, Ustadz Masykur Suyuti, penyampaian itu dimaksudkan agar setiap guru dan pengasuh menyadari singkatnya masa dalam mendidik para santri serta mahalnya waktu menyiapkan mereka sebagai generasi penerus.
“Optimalisasi waktu ini penting diingatkan selalu. Agar peserta didik tidak hanya menghabiskan waktu di asrama dan madrasah tapi minim dari manfaat yang didapatnya,” ucapnya dalam acara yang digelar di aula Mushalla “Marfuah” Pendidikan Putri.
Masih menurut anggota Badan Pengkajian dan Perencanaan Sumber Daya Insani (BP2SDI) Ummulqura itu, teladan terbaik dalam memanfaatkan waktu adalah generasi yang disebut “khairul qurun”. Sebab dengan durasi waktu yang sama tetapi mereka bisa menghasilkan kualitas amalan terbaik.
“Amalan mereka bahkan bisa dinikmati hingga rabuan tahun sampai masa sekarang,” lanjut Ustadz Masykur sambil menyebut beberapa nama tokoh yang dimaksud.
Lebih jauh, Ketua LPPH mengingatkan terkait tujuan pendidikan yang tidak hanya meluluskan anak dari bangku sekolah atau kuliah semata. Tetapi pendidikan yang mampu melahirkan (mencetak) kader yang siap mengemban amanah dakwah Islam.
“Kampus seluas ratusan hektare (Hidayatullah Gunung Tembak) ini didominasi oleh lingkungan pendidikan. Mereka ditempa di asrama, madrasah, masjid, hingga di lapangan serta berinteraksi dengan warga sekitar dan ratusan santri lainnya,” ucapnya.
Itu dimaksudkan, kata Ustadz Masykur, agar santri tersebut sejak awal memiliki mental kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar.
“Belum lagi tempaan moral dan spiritual sebagai bekal pokok selain ilmu pengetahuan yang dipelajari santri,” lanjutnya menerangkan.
Terakhir, diketahui rapat kerja awal tahun 2023 ini diadakan serentak secara bergilir di semua unit/departemen/bidang yang bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan.
Khusus untuk raker pendidikan putri, usai mengikuti pembukaan, guru-guru kembali ke kantor madrasah masing-masing untuk mengikuti rangkaian agenda musyawarah berikutnya.
“Selamat bermusyawarah, selamat merumuskan program-program terbaik untuk melahirkan generasi pelanjut perjuangan dakwah Islam,” pungkas Ustadzah Irma, Ketua Departemen Pendidikan dan Pengkaderan Putri (DP3) yang turut memberi sambutan terpisah.* (Itha Mujtahidah/MCU)
Baca juga: Parenting Guru dan Dosen Gunung Tembak, Ketua LPPH Tekankan Kekuatan Ruh
Perlu dilengkapi lagi Kegiatan2 organisasi yang membersamai silatnas, seperti yang kami dengar ada kegiatan Mushida, GPH, SAR, dan lain sebagainya.…
Ya Allah, beberapa kali bermimpi bertemu istri yang sudah meninggal. Salah satu amalan yang pernah disampaikan oleh Ulama, dengan dzikir…
habis sudah airmataku saking kangen istriku yg meninggal kena covid 2th yg lalu makin lama semakin teringat.udah berdoa tp ttp…
Sudah 8 blm saya ditinggal pergi istri tercinta karena sakit tumor, saya sangat merindukannya, bahkan saya masih merasa bersalah karena…
Saya pun begitu, rasa rindu ini tidak pernah hilang, apalagi istri saya meninggalkan saya dalam perjalanan pulang dari Ternate ke…