Parenting Guru dan Dosen Gunung Tembak, Ketua LPPH Tekankan Kekuatan Ruh
Ummulqurahidayatullah.id– Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah (LPPH) Gunung Tembak menggelar kegiatan parenting untuk para guru dan dosen di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan, Jumat (16/12/2022).
Acara ini bertempat di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada pagi hari.
Ketua LPPH Gunung Tembak Ustadz Masykur dalam sambutannya menguraikan, ada sembilan sumber kelapangan hati yang bisa membuat bahagia. Salah satunya, cahaya iman.
Ia menjelaskan, ketika iman masuk ke dalam jiwa seseorang, maka akan tampak pengaruh pada dirinya.
Ia mengutip Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullahu Ta’ala yang berkata, “Kalau seseorang belajar ilmu, tidak lama setelah itu, dampak dari ilmunya akan terlihat dalam kekhusyuannya, pandangan matanya, lisannya, tangannya, shalatnya, dan sifat zuhudnya.”
Ditambahkan, jika seseorang telah memperoleh satu bab dari ilmu, lalu mengamalkannya, maka jadilah ilmu lebih baik dari dunia dan isinya. Andai ia memiliki dunia itu untuk kebaikan akhiratnya.
Bisa dibayangkan, tambahnya, bagaimana efek dan pengaruhnya jika hal itu dilakukan oleh seorang pengajar/pendidik. Karena yang paling utama bagi seorang pengajar/pendidik adalah ruhnya, kekuatan jiwanya. Jika seorang pengajar/pendidik memilikinya, maka itu lebih penting daripada metode, fasilitas, dan lain sebagainya.
Usai sambutan sekaligus pemaparan Ustadz Masykur pada acara bertema “Keluarga Pejuang, Keluarga Samawa” itu, tiba giliran Pemateri Utama. Yaitu Ustadz (Cand) Dr. Abdul Ghofar Hadi, M.S.I, Wakil Sekjen DPP Hidayatullah, yang juga penulis buku-buku parenting.
Ustadz Abdul Ghofar antara lain menyampaikan tadabbur terhadap wahyu pertama yang diturunkan Allah. Kenapa perintah pertama kepada Nabi Muhammad adalah membaca?
Ia menjelaskan bahwa membaca yaitu belajar, meneliti, menganalisa, memikirkan, dan merenungi.
Menurutnya, ada 4 hal yang akan didapatkan seseorang lewat proses membaca tersebut.
Pertama, dengan membaca, maka seseorang akan terbuka wawasannya. Akan ada kelapangan pikiran dan hati.
Kedua, membaca menjadi pintu syahadat. Banyak orang yang tersentuh hatinya dengan membaca tafsir, nasihat, bahkan banyak menjadi muallaf karena membaca.
Ketiga, membaca akan menambah ilmu dan pengetahuan seseorang.
Keempat, lewat membacalah, seseorang membangun peradaban. Yang membedakan peradaban primitif dan modern, pra sejarah dan sejarah, adalah proses membaca.* (Mujtahidah/MCU)
Baca juga: Ketua LPPH Gutem: Bukan Cuma Anak, Orang Tua pun Harus Sekolah
Perlu dilengkapi lagi Kegiatan2 organisasi yang membersamai silatnas, seperti yang kami dengar ada kegiatan Mushida, GPH, SAR, dan lain sebagainya.…
Ya Allah, beberapa kali bermimpi bertemu istri yang sudah meninggal. Salah satu amalan yang pernah disampaikan oleh Ulama, dengan dzikir…
habis sudah airmataku saking kangen istriku yg meninggal kena covid 2th yg lalu makin lama semakin teringat.udah berdoa tp ttp…
Sudah 8 blm saya ditinggal pergi istri tercinta karena sakit tumor, saya sangat merindukannya, bahkan saya masih merasa bersalah karena…
Saya pun begitu, rasa rindu ini tidak pernah hilang, apalagi istri saya meninggalkan saya dalam perjalanan pulang dari Ternate ke…