Kisah 10.000 Batu Bata Pindah “Sekejap Mata” di Pagi Buta
Ummulqurahidayatullah.id– Ini bukan mukjizat Nabi Sulaiman, memindahkan istana Ratu Balqis hanya dalam kedipan mata manusia saja. Namanya mukjizat, tentu sudah tidak ada. Sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebagai Rasul Allah yang terakhir, sudah tak ada lagi mukjizat dalam kehidupan manusia.
Tapi apa yang terjadi di Masjid Ar-Riyadh, Balikpapan, Selasa (07/03/2023), seperti mengulang sejarah Nabi Sulaiman. Tumpukan batu bata yang menggunung dalam “sekejap mata” hilang dari pandangan. Dari pelataran masjid di bawah, gunung batu bata itu pindah ke lantai atas masjid.
Pagi buta itu, tepatnya selepas shalat Shubuh berjamaah, ratusan jamaah Masjid Ar-Riyadh ramai-ramai memindahkan 10.000 batu bata. Hanya hitungan menit saja, jamaah yang terdiri dari santri dan warga yang berdomisili di sekitar masjid sepakat bergotong royong.
Istimewanya pula, hal itu diadakan usai beranjak dari zikir setelah shalat Shubuh berjamaah. Suasana masih terlihat gelap. Matahari belum juga terbit. Bukan waktu yang lazim untuk kerja bakti atau gotong royong sebenarnya.
Lalu caranya bagaimana? Inilah indahnya kekuatan hidup berjamaah. Satu komando yang disampaikan dari mimbar sudah cukup untuk menggerakkan orang-orang segera beranjak dari masjid. Berpindah dari ibadah ritual menuju ibadah sosial.
“Disampaikan kepada seluruh jamaah, wiridnya langsung di lapangan. MBA-nya (tadarus al-Qur’an) cukup membaca surah al-Fatihah secara kolosal saja. Setelah itu semuanya turun ke lapangan mengangkat batu bata,” imbau Habib Lukman Hakim Al-Atthas, pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Ar-Riyadh.
Pantauan langsung Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah di lokasi kerja. Tak butuh waktu lama, para jamaah segera bubar. Ada yang menyempatkan berganti pakaian. Tapi tidak sedikit yang langsung mengangkat batu bata dengan pakaian shalat yang dikenakan sebelumnya.
Sesuai pengumuman selanjutnya, jamaah kemudian dibagi dua. Warga dan mahasiswa berbaris memanjang di sayap utara, sedang santri tingkat MTs dan MA berdiri membentang di sebelah selatan masjid. Selanjutnya, dari “kaki gunung” batu bata, satu persatu batu yang berbentuk persegi empat panjang merah itu berpindah dari satu tangan ke tangan berikutnya.
“Ayo-ayo, tetap semangat. Tinggal sedikit lagi,” terdengar suara saling bersahutan. Tanpa dikomando, selalu saja ada yang meneriakkan motivasi. Maklum, jumlah 10.000 batu bata ternyata lumayan menguras keringat juga di pagi hari.
Singkat kisah, “gunung” itu benar-benar pindah dalam sekejap mata.
“Allahu Akbar, pertolongan Allah, semua berjalan lancar dan dimudahkan,” ucap Ustadz Abdul Latif Usman, Dewan Pembina Hidayatullah yang selalu tampil menyemangati jamaah Masjid Ar-Riyadh.
Untuk diketahui, batu-bata itu harus segera dipindahkan untuk mempercepat pembangunan Masjid Ar-Riyadh di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan. Percepatan pembangunan masjid ini dalam rangka persiapan Ramadhan 1444H dan Silatnas Hidayatullah 2023.* (Abu Jaulah/MCU)
Berdoa bertemu istri walau dalam mimpi menjadi rutinitas sebelum tidur sejak istri meninggal 19 Febuary 2023dan Alhamdulillah perneh dipertemukan,sungguh berat…
Saya juga rindu sm istri saya yg wafat 2007 oktober tanggal 5 krn kecelakaan, sampai detik ini masih selalu terbayang…
Sama istri saya meninggal kena leukimia tgl 15/1/2023..meninggalkan anak yg masih kecil kecil,hidup ini berasa mau runtuh,sampe sekarang kadang masih…
MasyaAllah mantab bang, terus bangung sinergi
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut