Dr Tasyrif Ungkap Ustadz Hasyim HS Menolak Diberi Penghargaan Silatnas Hidayatullah

Pendiri Hidayatullah Ustadz M Hasyim HS (kiri) mengalungkan surban dakwah kepada putranya, Muhammad Nazih Rizqi Mubarok, salah satu peserta pernikahan mubarak 29 pasang di Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim, Ahad (05/09/2021). [Foto: Muh. Abdus Syakur/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id- Dalam suasana takziyah di Gunung Tembak, Ketua Dewan Murabbi Pusat (DMP), Ustadz Dr. Tasyrif Amin, berbagi kesan dan hikmah yang dipetik dari sosok Pendiri Hidayatullah, Ustadz M Hasyim HS yang baru-baru ini wafat.

“Saya secara pribadi tidak menjadi santri langsung dari Allahu Yarham Ustadz Hasyim. Juga tidak banyak interaksi ketika kami bertugas di Makassar, karena jarang beliau mendampingi Ustadz Abdullah Said ke bagian Timur,” kata Dr. Tasyrif mengawali ceritanya di Masjid Ar-Riyadh Balikpapan, Kamis (23/5/2024) bakda subuh.

Interaksi intensnya dengan Ustadz Hasyim baru terjadi setelah masuk sebagai Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah pada tahun 2000, hasil Munas Hidayatullah di Gunung Tembak. Namun, meski interaksi terbatas, kesan mendalam tetap terbentuk.

“Beliau banyak mendengar, banyak menyimak, banyak merekam,” kenangnya.

Kemampuan Ustadz Hasyim menangkap informasi diakui sebagai yang terbaik, dengan penyampaian yang bijaksana dan terukur.

“Beliau tahu kapan menyampaikan. Jadi, hasil menangkap dari merekam itu pun disampaikan kalau penting sekali forumnya,” ungkap Dr. Tasyrif.

Ustadz Hasyim HS dikenal tak berbicara jika hal yang ingin disampaikannya sudah disampaikan orang lain. Berbeda dengan kebiasaan kebanyakan orang yang cenderung menambahkan meski sudah ada yang menyampaikan.

Pola komunikasi Ustadz Hasyim mengedepankan prinsip kenabian: “berkata yang baik (benar) atau diam.” Bagi Dr. Tasyrif, “diam termasuk pola komunikasi yang efektif,” tegasnya.

Dr. Tasyrif menilai Ustadz Hasyim sebagai Mudarris dan Murabbi dengan jiwa yang kuat, menggambarkan tingkatan tertinggi dari seorang transformator.

“Ustadz Hasyim hanya bertanya, berbicara, jika ada hal yang sangat ingin tahu dan itu penting sekali,” jelasnya.

Salah satu kenangan yang menegaskan prinsip hidup Ustadz Hasyim terjadi saat Panitia Silatnas Hidayatullah 2023 ingin memberikan apresiasi kepada para pendiri yang masih ada.

Saat itu, Dr Tasyrif merupakan Ketua Panitia Pengarah Silatnas Hidayatullah.

Ustadz Hasyim langsung menolak rencana pemberian penghargaan tersebut. “Ustadz Tasyrif, jangan pernah lakukan itu. Jangan itu dilakukan. Tidak ada tradisi seperti itu di Hidayatullah,” katanya, menunjukkan betapa Ustadz Hasyim sangat menjaga diri dari hal-hal yang berpotensi mengurangi keikhlasannya.

Kehadiran Dr. Tasyrif pada momen takziyah Ustadz Hasyim HS bukan hanya untuk mengenang sosoknya, tetapi juga untuk mengingatkan kembali pentingnya keteladanan dalam kepemimpinan dan dakwah.

Ustadz Hasyim HS bukan sekadar Pendiri Hidayatullah, tetapi simbol ketangguhan, kebijaksanaan, dan kesederhanaan yang patut dicontoh. Semoga keteladanannya terus hidup di hati dan tindakan kita semua.

Sebelumnya, salah seorang dari lima Pendiri Hidayatullah, yaitu Ustadz H. Muhammad Hasyim Harjo Suprapto (HS), berpulang ke Rahmatullah.

Ketua Majelis Penasihat Hidayatullah ini meninggal dunia di kediamannya di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 13 Dzulqaidah 1445 H (21/5/2024) sekitar pukul 11.48 WITA.* (Herim/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *