Dokter Palestina Hadiri Silatnas Hidayatullah 2023, Ini Kisahnya

Ummulqurahidayatullah.id– Dalam rangkaian Silatnas Hidayatullah 2023, hadir seorang dokter muda asal Gaza, dr. Ahmed Abu Ajwa, menyampaikan materi seputar Baitul Maqdis.
Ia hadir pada sesi Tausiyah Baitul Maqdis di Masjid Ar Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim, Sabtu, 11 Jumadil Awal 1445 (25/11/2023).
Pada kesempatan itu, dr. Ahmed Abu Ajwa mengungkapkan dua “proyek” besar setiap keluarga keluarga Palestina yang menjadikan mereka selalu tegar, kuat, dan selalu yakin dengan pertolongan Allah Ta’ala.
“Di Palestina ada dua proyek yaitu berjuang dan menghafal Al-Qur’an untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap rumah rumah di Palestina ada orang yang menghafal Al-Qur’an dan setiap rumah ada yang syahid,” kata dr. Ahmed.
Ia mengatakan, dunia telah tahu sama tahu apa yang telah dialami tanah suci Baitul Maqdis Baitul Maqdis, selama 75 tahun dijajah zionis Israel. Sepanjang itu pula rakyat Palestina tidak menyerah, bahkan semakin tegar membela tanah airnya.
Itu semua, menurut Ahmed, karena Al Qur’an ada di dada setiap keluarga Palestina dan hidup mereka sepenuhnya untuk perjuangan membebaskan Palestia dari penjajahan.
“Menghadapi ancaman dan tantangan setiap hari maka solusinya adalah Al Qur’an dan itu Alhamdulillah yang dilakukan oleh saudara kita. Setiap rumah ada orang yang penghafal Al Qur’an dan uga setiap rumah ada orang yang syahid,” imbuhnya.
Kata Ahmed, jika ingin kuat atau ketemu solusi dalam menghadapi masalah, hendaknya kembali kepada Al Qur’an karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan langit dan bumi pasti punya aturan agar kita bisa hidup dengan nyaman.
“Maka kita harus ikut aturan-aturan dan ayat-ayat yang ditulis di dalam Al Quran kita,” imbuhnya.*
Terima Kasih kepada Indonesia
Lebih jauh dr. Ahmed mengemukakan bahwa rakyat Palestina memiliki satu misi dan satu tujuan, yaitu membebaskan Baitul Maqdis.
Mereka mewakili seluruh umat Islam untuk menjaga Masjidil Aqshal Mubarak agar jangan sampai suatu hari dikuasai oleh Zionis-Israel.
“Kita menjaga Masjidil Aqsha dan kita akan bertahan di sana. Kita akan tetap berjuang untuk membebaskan Baitul Maqdis dan membela agama Allah Ta’ala dan insya Allah kami di Palestina tidak akan memberikan kesempatan kepada orang Yahudi agar menguasai Palestina,” imbuhnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih banyak kepada seluruh rakyat Indonesia, mulai dari presiden sampai seluruh rakyat, yang konsisten berdiri bersama Palestina.
“Marilah kita insya Allah tetap berjuang, tetap berdiri, dan tetap bersama rakyat Palestina sampai Masjidil Aqsha merdeka, sampai insya Allah kita bisa shalat berjamaah bersama di Masjidil Aqsha,” tambahnya.
Bersyukur ke Gunung Tembak
Malam itu Ahmed mengaku bersyukur karena dapat kembali bertandang ke Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak dan berkumpul bersama para santri, pembimbing, dan ribuan dai peserta Silatnas Hidayatullah.
Dia menceritakan pertama kali ke Indonesia 5 tahun lalu, Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak adalah pondok pertama yang ia singgahi. Lalu mendapatkan beasiswa menempuh studi ilmu kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
“Lima tahun lalu saya pernah datang ke sini pada hari pertama dari bulan Ramadan. Alhamdulillah langkah yang pertama dapat beasiswa untuk melanjutkan studi kedokteran di Surabaya dimulai dari kota Balikpapan,” katanya mengisahkan.
“Pada malam hari ini kita berkumpul bersama-sama dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita sebagai orang Muslim adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tandasnya.
Pria bernama lengkap Ahmed Eliaan Shaker Abu Ajwa ini adalah satu sarjana kedokteran Universitas Airlangga yang diwisuda pada Sabtu, 4 Maret 2023 lalu. Ia mengaku bercita-cita menjadi dokter sejak kecil.
Ahmed semakin termotivasi dan semangat untuk mewujudkan impiannya itu meski berbagai rintangan berada di depan mata. Terlebih lagi, ia mendapatkan dukungan penuh dari ibunda tercinta.
“Saat saya berusia sekitar sepuluh tahun, ibu memanggil saya dengan sebutan Dokter Ahmed. Dan saya sadar bahwa saya harus berjuang dan belajar sebaik-baiknya karena saya tahu bahwa masuk ke fakultas kedokteran di mana saja membutuhkan perjuangan yang luar biasa,” tuturnya pada Wisuda Periode 231 di Airlangga Convention Center Kampus MERR C UNAIR, seperti dilansir laman resmi Unair, Sabtu (4/3/2023).
Perjalanan Ahmed tidak mudah, ia sempat mengalami jatuh bangun. Saat duduk di bangku SMA, ia sempat harus berhenti sekolah karena tempatnya belajar di Gaza mengalami kehancuran sebanyak tiga kali.
Meski begitu ia mampu menyelesaikan sekolahnya dan mendapat beasiswa di salah satu universitas di Sudan. Namun kali ini ia kembali terhambat lantaran sulitnya akses ke luar dari negaranya, Palestina. Walaupun akhirnya berhasil kuliah, namun tak lama karena tempatnya belajar itu terpaksa ditutup secara permanen.
Dia tak menyerah dan terus berusaha, hingga akhirnya ia dapat diterima di Fakultas Kedokteran Unair Surabaya dan berhasil menyelesaikan studinya dengan baik.
Diketahui, puluhan keluarga dan kerabat Ahmed ikut syahid dalam perang Taufan Al Aqsa. Rumah rumah keluarganya hancur dan ribuan orang kehilangan rumah menjelang musim dingin akhir tahun 2023.* (YBH/Hidayatullah.or.id/Media Silatnas Hidayatullah)
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya