7 Langkah Praktis Suami-Istri Mencapai Keluarga Sehat Lahir dan Batin
BANDUNG– Pelatihan pernikahan (marriage training) diadakan oleh PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta bekerja sama dengan Komunitas Keluarga Cerdas (KKC). Training ini bersifat intensif dengan 8 kali pertemuan (September-Oktober). Sebagai narasumber antara lain yaitu Dra. Dhina Kadarsan (Psikolog, Bandung), Dr. Faisal Sundani, Lc, M. Ed (Dosen Universitas Al Azhar dan praktisi pendidikan, Jakarta), dan Dr. Rizanti (Praktisi kesehatan).
Dalam sesi yang dipandu oleh Naspi Arsyad, Lc, Kordinator KKC ini, Dhina Kadarsan menegaskan bahwa pernikahan merupakan media belajar antara dua sosok yang mungkin berlatar belakang berbeda secara signifikan. Baik formal pendidikannya, kultur keluarga, dan budaya suku, atau juga kebiasaan-kebiasaan, dan ruang pergaulannya.
Olehnya itu, Dhina menyebutkan 5 hal prinsip yang biasanya hadir dalam sebuah pernikahan bahagia. “(Yaitu) Kesamaan Visi dalam membentuk pernikahan, Kemampuan menjalankan peran secara tepat, Menjadi sarana pengembangan diri secara sehat, Kesiapan menjadi ayah dan ibu secara utuh dan gembira, Menikmati kebersamaan, tangguh, dan harmonis.”
Terkait poin Kesamaan Visi, psikolog yang berdomisili di Kota Bandung ini mengingatkan bahwa bukan sekadar menyamakan redaksi tujuan berumah tangga, tapi juga ada kesepakatan dan kesamaan cara serta strategi dalam mewujudkan visi tersebut secara teknis sehari-hari.
Ibu berusia 62 tahun yang memiliki 2 putra ini juga memberikan 7 langkah praktis yang dapat ditempuh oleh sepasang suami-istri untuk mencapai keluarga yang sehat lahir dan batin.
Tujuh langkah tersebut adalah: Saling Mengetahui, Saling Memahami, Saling Menghargai, Saling Membutuhkan, Saling Membimbing, Saling Mendukung, dan Saling Mensyukuri.
Training pernikahan ini diikuti oleh peserta dari beberapa daerah semisal Batam, Jakarta, Makassar, Pontianak, dan lain-lain.
Dalam sesi dialog, psikolog yang telah memberi materi di beberapa wilayah hingga ke Jayapura, Papua ini mengilustrasikan kiat berkomunikasi yang sehat dengan pengibaratan sebuah handphone/HP.
Dhina berkata bahwa setiap HP memiliki fitur, karakter, dan aturan pemakaian yang berbeda-beda. Olehnya itu, instruksi penggunaannya harus dipatuhi sesuai dengan jenis HP tersebut. “Maka membaca dan memahami ‘manual book‘ karakter pasangan adalah kemutlakan agar tidak terjadi pola komunikasi yang pincang.
Saat menutup materinya, alumnus Universitas Padjajaran ini mengajak peserta untuk tidak sungkan bertanya tentang siapa pasangan hidupnya. Baik melalui literatur-literatur formal, atau bertanya kepada pihak-pihak tertentu, hingga bertanya langsung kepada sang pasangan agar bangunan pengertian satu dengan lainnya dapat terwujud secara utuh.* (Kiriman Ustadz Naspi Arsyad)
Perlu dilengkapi lagi Kegiatan2 organisasi yang membersamai silatnas, seperti yang kami dengar ada kegiatan Mushida, GPH, SAR, dan lain sebagainya.…
Ya Allah, beberapa kali bermimpi bertemu istri yang sudah meninggal. Salah satu amalan yang pernah disampaikan oleh Ulama, dengan dzikir…
habis sudah airmataku saking kangen istriku yg meninggal kena covid 2th yg lalu makin lama semakin teringat.udah berdoa tp ttp…
Sudah 8 blm saya ditinggal pergi istri tercinta karena sakit tumor, saya sangat merindukannya, bahkan saya masih merasa bersalah karena…
Saya pun begitu, rasa rindu ini tidak pernah hilang, apalagi istri saya meninggalkan saya dalam perjalanan pulang dari Ternate ke…