Puasa Ramadhan, Mahasiswa STIS Hidayatullah Tetap Kerja Keras Panen Sawit

Ummulqurahidayatullah.id– Menjalani puasa Ramadhan tidak menghalangi civitas Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan untuk bekerja keras membanting tulang, memeras keringat.
Betul-betul kerja keras, karena mereka harus mengeluarkan segenap kekuatan untuk melakukan pekerjaan ini.
Mereka adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta yang terletak di Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur itu.
Sabtu, 10 Ramadhan 1444H (01/04/2023) pagi itu, sejumlah mahasiswa STIS bersama pengasuhnya bekerja memanen sawit yang terletak di belakang asrama mereka.
Selain menjalankan ibadah puasa Ramadhan, cuaca dan medan perkebunan juga menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa STIS yang memanen sawit itu. Jika terik, cuaca panas menyengat. Jika hujan, tanah perkebunan becek.
Hal ini diakui oleh Muzakkir, pengasuh mahasiswa STIS.
“Lumayan haus, karena mendodos atau memanen sawit ini bukan pekerjaan yang ringan. Setelah didodos harus diangkat lagi dan dijadikan satu untuk dijual,” terang Sakkir, sapaannya, kepada Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah.
Meski demikian, pekerjaan memanen sawit di bulan puasa merupakan amanah perguruan tinggi STIS Hidayatullah itu yang harus dilaksanakan dengan baik. Sehingga, berpuasa sekalipun tak menghalangi mereka untuk beramal shaleh.
“Bagi saya ini merupakan kewajiban. Di samping kita menunaikan ibadah puasa, juga tetap aktivitas yang menjadi tanggung jawab, kerja untuk dunia dan akhirat,” ujar alumnus STIS Hidayatullah tahun 2022 ini.
Sakkir menjelaskan, sawit yang telah dipanen akan dijual di lokasi penjualan sawit yang berada di Kilometer 28 Kota Balikpapan.
Hasil penjualan sawit itu dipergunakan untuk menunjang program kerja perguruan tinggi tersebut.
Sabtu itu, jumlah mahasiswa yang turun memanen sawit cukup sedikit. Sebab kebanyakan mahasiswa ditugaskan keluar daerah selama Ramadhan 1444H ini.
“Sebenarnya lebih cepat lebih baik siang ini sudah bisa dibawa. Namun karena jumlah mahasiswa saat ini kurang, begitu pun tenaga kerjanya, maka sawitnya akan dibawa besok siang (Ahad, 02/04/2023, red),” tuturnya di sela-sela beristirahat di bawah pohon sawit.
Saat ini, katanya, harga sawit dibanderol Rp 2.000 per kilogram. Ia berharap pada bulan Ramadhan harga sawit bisa naik.
“Semoga harganya bisa meningkat dan selama ini hasil yang didapatkan paling banyak bisa sampai 5 ton (sekali panen),” tambahnya.
Sanusi, salah seorang mahasiswa pemanen sawit, mengatakan, ia dan beberapa temannya sudah mulai memanen sawit sejak Jumat (31/03/2023) pagi.
Perkebunan sawit yang dikelola STIS Hidayatullah itu terletak di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan. Ini merupakan salah satu lini usaha pesantren yang dikelola STIS Hidayatullah.* (Fuad Azzam/STIS Hidayatullah/MCU)
Baca juga: Santri MI Putri Hidayatullah Berbagi Bukaan Puasa untuk Masyarakat Umum
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya