Pemimpin Umum: Perjalanan Hidayatullah Akan Naik Terus

Pemimpin Umum Hidayatullah bersama para pembimbing Hidayatullah mengikuti halaqah tahsin Al-Qur’an di Hidayatullah Berau, Kaltim, dalam rangkaian Sarasehan Pendiri Perintis dan Silaturahim Dai Hidayatullah ke-8 (21/05/2022).* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad menyampaikan optimismenya bahwa perjalanan Hidayatullah akan semakin naik.

“Jangan khawatir, bahwa ritme perjalanan Hidayatullah akan naik terus, sudah di sana-sini telah disiapkan pagarnya,” ujar Ustadz Abdurrahman dalam taujihnya saat menutup Sarasehan Pendiri Perintis dan Silaturahim Dai Hidayatullah VIII di Pesantren Hidayatullah Berau, Kaltim, Selasa (23/05/2022).

Oleh karena itu, menyambung optimismenya, Pemimpin Umum menyerukan sejumlah penekanan untuk seluruh pengurus, kader, dan generasi Hidayatullah.

Pemimpin Umum antara lain menekankan perihal ketaatan dalam menjalankan setiap perintah dilandasi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Jadi kita taat kepada Allah dan Rasul, bukan taat pada pemimpin karena pretensi,” ujarnya.

Diketahui, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pretensi memiliki sejumlah makna, yaitu ‘keinginan yang kurang berdasar’, ‘perbuatan berpura-pura’,  ‘alasan yang dibuat-buat,” dan ‘dalih’.

Pemimpin Umum pun mewanti-wanti bahwa urusan Hidayatullah ke depan akan semakin berat. Karena makin besar Hidayatullah secara kuantitas, makin berat urusannya, ujarnya.

Kepada para pemimpin atau pengurus Hidayatullah di berbagai tingkatan, Ustadz Abdurrahman menyerukan untuk selalu bersemangat.

“Ini penting bagi seorang pemimpin. Karena di masa-amsa krisis itulah diperlukan bagaimana terus bersemangat semuanya,” pesannya.

Ustadz Abdurrahman mencontohkan, saat menjelang Perang Khandak, dalam penggalian parit, ada sebuah batu yang tak dapat dipecahkan oleh para Sahabat walau mereka telah bergantian. Para sahabat tampak tidak mampu.

“Nabi dengan intuisinya, walaupun merasakan sesuatu hari itu, untuk mengundang semangat yang tinggi. Maka Nabi mendekati batu itu dengan bertanya, ‘ada apa?’

Sahabat menjawab ‘batu tidak dapat dipecahkan’. Maka Nabi langsung menghantamnya. Tidak tahu dengan apa menghantam batu itu,” tuturnya.

Padahal kala itu, tambah Ustadz Abdurrahman, semua orang dalam keadaan lapar. “Kira-kira bagaimana para pemimpin menyemangati anak buah,” ujarnya memantik para hadirin dalam acara itu.

Kepada para generasi Hidayatullah, Pemimpin Umum menyerukan untuk membangun spirit dengan mengambil kekuatan-kekuatan Ilahiyah.* (Imam Nawawi/SKR/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *