Pemimpin Umum Hidayatullah: Sudah Baca Majalah Sahid Belum?

Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad di Gunung Tembak, Balikpapan.* [Foto: SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Di tengah isu perjuangan kemerdekaan Palestina saat ini, Majalah Suara Hidayatullah (Sahid) terus mengangkat tema-tema perjuangan dari Baitul Maqdis. Termasuk pada edisi teranyar, Agustus 2024.

Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, tak henti mengajak warganya untuk membeli dan membaca majalah tersebut.

Seperti diketahui, bulan Mei 2024 lalu, majalah Islam nasional ini telah menjejak usia 36 tahun sejak pertama kali terbit (Mei 1988).

Sejak beberapa waktu lalu, sejumlah tokoh agama dan aktivis dakwah memberi apresiasi atas capaian yang diraih oleh Majalah Sahid. Tak kecuali Pemimpin Umum Hidayatullah.

Dalam banyak kesempatan ceramah atau pencerahan, Ustadz Abdurrahman, sapaannya, kerap mencuplik beberapa informasi dari Majalah Sahid.

Terbaru, ustadz yang memang hobi baca sejak remaja itu kembali menceritakan ulang isi rubrik majalah bulanan itu. Hal itu disampaikan di hadapan sejumlah pengurus dan fungsionaris Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, dalam kegiatan Rapat Evaluasi Semester I Yayasan PPH Balikpapan, beberapa waktu lalu.

“Saya tanya sudah baca Majalah (Sahid) itu atau belum? Di sana ada tulisan al-Mukarram (Ketua Umum DPP Hidayatullah) secara bersambung. Harus dibaca tulisan Manhaj Dakwah itu,” ucapnya penuh semangat pada acara yang dihadiri Dr Nashirul Haq, Sabtu (13/7/2024) itu.

Istimewanya, Pemimpin Umum Hidayatullah mengaku kadang sampai menghafal apa yang dibacanya, jika dianggap itu memang perlu diulang untuk disampaikan.

“Bahkan kalau memang perlu untuk disampaikan saya hafal itu. (Contohnya), Fiqh Dakwah itu. Coba tanya saya,” lanjutnya sambil “menguji” di forum musyawarah tersebut.

“Pertama, harus menguasai materi. Harus tahu obyek dakwah. Apalagi? Harus ada metodenya dan harus berbahasa dengan bahasa kaum yang didakwahi. Ada empat kan?”

Rupanya, tak ingin menunggu lama, Pemimpin Umum yang bertanya namun ia juga yang menjelaskan jawaban selanjutnya.

Tak cuma rubrik tertentu, ustadz kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, ini juga mengaku melahap seluruh tulisan dan rubrik yang disediakan. Termasuk lembaran-lembaran iklan di dalam Majalah Sahid juga ikut dibaca seluruhnya.

“Saya tidak pernah baca kecuali baca semua, biar iklan-iklannya juga saya baca semua,” ungkap Ustadz Abdurrahman berbagi semangat membaca.

Tak cuma soal membaca, Pemimpin Umum Hidayatullah juga memberi keteladanan yang luar biasa dalam mendukung perkembangan Majalah Sahid. Setiap awal bulan, Ustadz Abdurrahman memborong majalah sepuluh eksemplar sekaligus.

“Saya kan juga langganan majalah sejak dulu sepuluh eksemplar tiap bulan, ada yang saya baca, ada juga yang saya bagi-bagi kepada orang lain setiap bulan majalah itu,” terangnya.

Menurut ustadz yang telah puluhan tahun bergelut dengan dakwah ini, selain memberi banyak informasi dakwah dan wawasan keislaman Majalah Sahid sangat cocok menjadi wadah silaturahim dan sarana berdakwah.* (Abu Jaulah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *