Pemimpin Umum Hidayatullah Minta Tak Permasalahkan Perbedaan Idul Fitri

Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad memberikan arahan di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, 27 Ramadhan 1444 H, Selasa (18/04/2023) bakda shubuh.* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad secara eksplisit meminta agar perbedaan penetapan Idul Fitri (1 Syawal) tidak dipermasalahkan.

Hal itu ditegaskan Pemimpin Umum Hidayatullah dalam arahannya pada 27 Ramadhan 1444 H, Selasa (18/04/2023) bakda shubuh.

“Endak apa-apa itu (perbedaan Idul Fitri),” ujar Ustadz Abdurrahman, sapaannya, di Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tahun 1444H ini, diperkirakan terjadi perbedaan waktu pelaksanaan Idul Fitri oleh sejumlah pihak. Ada yang akan menggelar shalat id 1 Syawal 1444H pada Jumat (21/04/2023), ada pula yang pada Sabtu (22/04/2023).

Menurut Pemimpin Umum Hidayatullah, jika shalat Idul Fitri 1444H dilaksanakan pada hari Sabtu, maka berarti ada 4 kali shalat Jumat selama Ramadhan 1444 H.

“Ini Ramadhan (lebih) istimewa bagi saya, ada 4 kali Jumat kalau Sabtu lebaran,” ujarnya.

Terkait penetapan 1 Syawal 1444H, Hidayatullah tegas Pemimpin Umum, mengikuti ketetapan pemerintah yang diputuskan melalui sidang Isbat Kementerian Agama bersama MUI dan ormas-ormas Islam lainnya.

Hidayatullah mengutamakan kepentingan publik khususnya kaum Muslimin. Seiring itu, Hidayatullah mendorong persatuan umat dan bangsa di tengah berbagai perbedaan yang terjadi.

Saling Memahami Perbedaan

Senada Pemimpin Umum, sebelumnya Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr Nashirul Haq Lc MA sudah menegaskan pula.

Bahwa Hidayatullah mengimbau berbagai pihak untuk saling memahami (tafahum) terkait penetapan 1 Syawal.

“Hidayatullah seluruh Indonesia, sikapnya ialah mengikuti keputusan sidang isbat yang diprakarsai oleh pemerintah dengan melibatkan majelis ulama dan umat Islam. Jadi kita mengikuti jumhur. Tetapi, bagi yang mengikuti hisab, misalnya puasa 29 hari, kita memaklumi, kita saling tafahum,” ujarnya dalam Kajian Subuh Ramadhan di Masjid Baitul Karim, Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (16/04/2023).* (SKR/MCU)

Tonton: Kondisi Terkini Ustadz M Hasyim HS Didoakan Jamaah Membaik…

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *