Patut Ditiru, Gairah Pemimpin Umum Hidayatullah Melahap Buku

Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad di Gunung Tembak, Balikpapan.* [Foto: SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– “Makanya saya begitu, kalau bepergian tidak boleh pergi tanpa al-Qur’an di saku. Kalau sekarang saya selalu bawa buku juga. Buku wajib itu dua, buku Jadwal Bayani dua (Ula dan Wustha). Kemudian saya pilih buku mana kira-kira yang harus saya baca lagi, jadi ditambah dua buku lagi.”

Pernyataan di atas disampaikan oleh KH Abdurrahman Muhammad, Pemimpin Umum Hidayatullah, menceritakan soal kebiasaannya tilawah al-Qur’an dan membaca buku, Kamis (27/7/2023). Sungguh keteladanan yang patut ditiru.

Dalam kegiatan Rapat LPJ Semester I Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan, Ustadz Abdurrahman, sapaannya, memotivasi seluruh pengurus dan fungsionaris untuk mengoptimalkan waktu secara efektif dan efisien.

Menurutnya, jika tidak disiplin seperti itu, segalanya akan berlalu begitu saja dan tak menghasilkan apa-apa.

“Karena kalau tidak seperti itu disiasati waktu, akan hilang semua itu. Baca al-Qur’annya 1 juz (saja) belum tentu. Itu artinya tidak satu kesatuan (antara aktifitas dan target yang ingin dicapai),” jelasnya di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan.

Soal kebiasaan membaca, aktifis dan pegiat dakwah sejak masa remaja tersebut memang dikenal dengan aktifitas “kutu buku”. Dalam satu kesempatan, Ustadz Abdurrahman bercerita sudah melahap hampir semua buku karya Buya Hamka dan tokoh-tokoh Islam lainnya.

“Buku-buku Kyai Haji Isa Anshori, Buya Hamka, Yunan Nasution, dan tokoh nasional lainnya. Semua buku-buku itu memberi pengaruh dan gairah dakwah. Belum lagi buku-buku dari ulama dunia dan tokoh-tokoh pergerakan internasional,” lanjutnya penuh semangat.

Menariknya, seiring waktu, kini Pemimpin Umum Hidayatullah juga menikmati bacaan buku-buku komunikasi dan manajemen modern. Hal itu dianggapnya sebagai penambah wawasan sekaligus menguatkan keyakinan bahwa sumber ilmu itu berasal dari al-Qur’an dan agama Islam.

“Itu yang selalu saya cari manajemennya, bagaimana ya? Bahwa itulah mukjizat, dan saya ingin generasi lapisan keberapa nanti mendapatkan ini. Bahwa lapisan generasi Hidayatullah akan mencapai tingkatan spiritual seperti itu,” ungkapnya penuh harapan.

Lebih lanjut, Ustadz Abdurrahman meyakini segala sesuatu akan kembali pada manhaj Nubuwah dan Allah “tinggal” menyesuaikan zaman tersebut. “Sekarang zaman teknologi modern dan Allah akan menghadirkan generasi yang sesuai dengan itu. Jadi menarik itu kalau membaca kisah-kisah Nabi dahulu dan membaca buku manajemen modern sekarang,” pungkasnya.

Terkait gerakan literasi itupun, Pemimpin Umum Hidayatullah mengimbau dilakukan mempercepat pembangunan Perpustakaan di Masjid Ar-Riyadh. Ia pun mencanangkan Gerakan Wakaf Buku di Silatnas Hidayatullah 2023 nanti, satu peserta membawa dua buku untuk perpustakaan di lantai atas masjid tersebut.

Tulisan ini bagian dari partisipasi peserta Sayembara 140 Tulisan Road to Silatnas Hidayatullah 2023. Anda juga bisa mengikuti sayembara ini, Baca: Sayembara: Dicari! 140 TULISAN Road to Silatnas Hidayatullah 2023.* (Abu Jaulah/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *