Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah: Sistem Kendali Organisasi Harus Tetap Optimal
Ummulqurahidayatullah.id– Ketika naik mobil, yang pertama dicek adalah bukan pijakan gasnya, tetapi apakah remnya berfungsi atau tidak.
Ilustrasi soal kendaraan ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Ustadz Hamim Thohari saat menerangkan peran penting seorang murabbi dalam kegiatan Halaqah Kubra Murabbi se-Kalimantan Timur, di Sempaja, Samarinda, 2 Jumadal Ula 1444H (26/11/2022).
Kata Ustadz Hamim Thohari, sistem produk mobil terbaru bahkan lebih safety lagi. Aturannya disebut harus menginjak pedal rem dulu baru boleh menyalakan mesin.
“Supaya kalau rem tidak berfungsi dan gas saja yang berfungsi, pastilah menabrak sana sini. Kalau sistem kendali tidak berfungsi, maka kecelakaan akan terjadi di mana-mana,” ucapnya menjelaskan hubungan analogi tersebut.
Menurut mantan Ketua Dewan Syura Hidayatullah periode lalu itu, demikian pula dalam organisasi dan berjamaah. Ia meminta pastikan dulu sistem kendalinya. Dewan murabbi atau para murabbi diharapkan berfungsi lebih optimal kalau ingin melihat dakwah Hidayatullah melaju lebih baik.
“Untuk apa kita bangun jalan tol tanpa hambatan kalau justru mengantar ke neraka sana. Sebelum kita (meng)gas sampai 100 atau 120 km per jam, pastikan sistem kendali berjalan,” lanjutnya. “Mumpung masih ada orangtua (pendiri dan perintis Hidayatullah membersamai,” sambung ustadz yang dikenal ramah dan murah senyum itu.
Selanjutnya, Ustadz Hamim menjelaskan tentang pentingnya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan pembangunan suprastruktur bagi keselamatan sebuah lembaga atau organisasi dakwah.
Berkaca dari pengalaman, menurut instruktur senior Daurah Marhalah Wustha tersebut, penting menempatkan urusan pembinaan kader sebagai masalah utama. Sebab inti lembaga Hidayatullah adalah kader.
“Hidayatullah adalah ormas berbasis kader, inti Hidayatullah adalah kader, maka kekaderan menjadi hal utama,” tegasnya di hadapan 120 murabbi se-Kalimantan Timur yang memadati Masjid Al-Iman, Samarinda tersebut.
Pembinaan kader menjadi hal utama, lanjutnya, karena jika laju pertumbuhan infrastruktur lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan suprastruktur, maka dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan atau pergeseran nilai dan hal-hal yang bersifat prinsip.
“Itu bisa terjadi dan sangat mungkin terjadi. Bisa liar melompat, jadi berbahaya,” sambungnya.
Sebagai pamungkas, Ustadz Hamim kembali mengingatkan bahwa dengan cita-cita membangun peradaban Islam, maka perlu dipastikan kembali agar sistem kendali berjalan dengan baik melalui pembinaan kader di halaqah secara sungguh-sungguh.
“Kalau terjadi gonjang ganjing, penyebabnya biasanya soal infrastruktur, maka sistem kendalinya adalah moral dan spritual,” tutup Ustadz Hamim.* (Abu Jaulah/MCU)
Baca juga: Pendiri Hidayatullah: Pahami Orang Lain, Jangan Minta Dipahami
Perlu dilengkapi lagi Kegiatan2 organisasi yang membersamai silatnas, seperti yang kami dengar ada kegiatan Mushida, GPH, SAR, dan lain sebagainya.…
Ya Allah, beberapa kali bermimpi bertemu istri yang sudah meninggal. Salah satu amalan yang pernah disampaikan oleh Ulama, dengan dzikir…
habis sudah airmataku saking kangen istriku yg meninggal kena covid 2th yg lalu makin lama semakin teringat.udah berdoa tp ttp…
Sudah 8 blm saya ditinggal pergi istri tercinta karena sakit tumor, saya sangat merindukannya, bahkan saya masih merasa bersalah karena…
Saya pun begitu, rasa rindu ini tidak pernah hilang, apalagi istri saya meninggalkan saya dalam perjalanan pulang dari Ternate ke…