Dai Hidayatullah Ungkap Nilai yang Mahal di Lingkungan Pesantren

Ummulqurahidayatullah.id- Kebaikan itu alamat. Dia melekat kuat pada diri orang beriman. Karena imannya sendiri adalah sumber kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa Allah senantiasa cinta kepada setiap Muhsinin, yaitu Mukmin yang suka mengerjakan kebaikan.

Untaian motivasi dan ajakan kebaikan itu mengalir memenuhi ruang sebuah mushalla yang disesaki oleh seratus lebih ummahat dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah Balikpapan.

Setiap Jumat siang, diprakarsai oleh Muslimat Hidayatullah (Mushida) Kota Balikpapan, mereka mengadakan Taklim Rutin Mushida yang digelar di sejumlah titik.

Khusus yang berdomisili di Kelurahan Teritip dan sekitarnya, mereka biasanya berkumpul di Mushalla Putri di area Pondok Pesantren Hidayatullah Kampus Gunung Tembak. Sedang ummahat atau muslimat yang berada di area perkotaan, berkumpul di Masjid Hidayatullah Karang Bugis, Balikpapan.

Masih dalam paparan materi, kebaikan adalah satu proses yang mesti dibiasakan dan diulang-ulang untuk mendapatkan hasil terbaik. Untuk itu dibutuhkan rancangan dan perencanaan, serta monitoring dan evaluasi setiap waktu.

“Itulah yang dimaksud dengan tingkatan ihsan dan itqan, prosesnya panjang dan butuh istiqamah sebagai latihan yang berulang,” ucap Ustadz Masykur Lc, dai Hidayatullah Balikpapan, selaku pemateri, Jumat (15/9/2023).

Jika kebaikan itu mampu dirawat secara konsisten, lanjutnya, maka ia bukan lagi sebatas keinginan dan dorongan secara individu atau perseorangan saja. Tetapi berubah menjadi satu sistem kehidupan yang selalu dilingkupi dengan kebaikan yang terhubung dengan kebaikan berikutnya.

“Inilah sesungguhnya nilai yang mahal di lingkungan pesantren,” ucapnya. “Sebab kita semua meyakini sedang dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Kita sefikrah bahkan punya tujuan hidup yang sama di tempat ini,” tegas pemateri.

“Mahalnya apa? Karena punya visi hidup yang sama, maka apapun keadaannya apapun program yang dikerjakan, selalu berujung kepada kebaikan,” ucapnya.

“Bahkan andai ada orang lain yang menegur atau mengoreksi kita, itu tetap diterima karena yakin untuk kebaikan kita juga,” menurut sang ustadz.

Itulah rahasia mengapa orang beriman itu sampai berlomba dalam mengerjakan kebaikan. Sebab diyakini, semakin sering ia berbuat baik, maka semakin banyak pula keberkahan kebaikan yang datang kepadanya.

“Gelombang kebaikan itu memantul. Jangankan dari apa yang dikerjakan sendiri, orang lain berbuat baik pun, kita juga bisa kecipratan kebaikan itu. Setidaknya ada ketenangan hati setelah berbuat baik atau minimalnya timbul rasa senang melihat orang berbuat baik,” tutupnya.

Untuk diketahui, pembinaan ruhani atau charge spiritual seperti ini diadakan secara rutin oleh Pengurus Daerah (PD) Mushida Balikpapan. Adapun untuk santri, Mushida Balikpapan juga mengadakan pengajian pada waktu bersamaan (Jumat siang) namun di tempat terpisah.

Biasanya para santri Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Raadhiyatan Mardhiyyah dan Usrah Mujaddidah berkumpul di Aula Hasanah Lukman, Teritip, Balikpapan Timur. Sedang santri putri Sekolah Menengah Atas (SMA) Luqman al-Hakim berkumpul di Aula Kampung Timur, Gunung Samarinda Baru, Balikpapan Utara.* (Abu Jaulah/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *