Bekas Bungkus Permen pun Dikantongi

Ummulqurahidayatullah.id | SEJUMLAH pria memungut sampah di lantai. Sebagian lainnya mengambil sampah serupa di sekitarnya.
Sampah-sampah itu kemudian dikumpulkan pada tempat yang telah disiapkan, sebelum nantinya dibuang ke tempat penampungan sampah (TPS) sementara.
Para pria itu bukanlah petugas kebersihan dari dinas terkait pemerintah kota setempat. Para pria itu adalah guru, dai, serta pengurus pesantren.
Mereka merupakan peserta Rapat Pleno Laporan Akhir Tahun 2024 & Program Kerja Tahun 2025 Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan.
Forum tahunan itu digelar di Kampus Induk Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selama 4 hari acara, Selasa – Jumat, 21-24 Rajab 1446 H (21-24/1/2025), para peserta rapat itu “merangkap sebagai petugas kebersihan”. Saban selesai rapat, mereka terlihat selalu diimbau untuk tetap menjaga kebersihan tempat acara di Gedung WKP Kantor YPPH Balikpapan.
“Mohon para ustadz tidak meninggalkan sampahnya di ruangan ini,” imbau Sekretaris YPPH Ustadz Abul A’la Maududi setiap kali sesi rapat berakhir, baik pada pagi, siang, maupun sore hari.
Sampah-sampah acara itu kebanyakan terdiri dari kemasan bekas makanan/minuman, kotak kue, dan sebagainya.
Tak heran jika selesai rapat terlihat peserta membawa kotak kue keluar ruangan, meskipun makanannya sudah ludes disantap.
Mental Udik
Kebiasaan tidak meninggalkan sampah di tempat acara seiring dengan imbauan para tokoh pucuk ormas Hidayatullah. Seperti KH Abdurrahman Muhammad (Pemimpin Umum Hidayatullah) dan Dr Nashirul Haq (Ketua Umum DPP Hidayatullah).
Bahkan Ustadz Abdurrahman, sapaannya, bukan cuma “omon-omon”. Pantauan Media Center @Ummulqurahidayatullah dalam berbagai kesempatan, ia selalu membawa sampah pribadinya meninggalkan ruang acara, seperti botol bekas minuman. Sekeluarnya dari ruangan, ia buang sendiri botol itu ke tempat sampah.
“Jangan kebiasaan (bikin) sampah tercecer, ini (mental) Badui,” seru Ustadz Abdurrahman pada suatu kesempatan berbeda, seraya mengingatkan jamaah akan kisah seorang Arab Badui (masyarakat udik/pedalaman) yang buang air kecil di masjid pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam silam.
Cerita dari Malaysia
Ini cerita keluarga Ustadz Nashirul Haq saat di Malaysia yang punya kesadaran membawa pulang sampahnya dari suatu acara.
“Kalau dia habis makan permen itu (sampahnya) dikantongi, dimasukkan di tasnya. Nanti sampai di rumah baru masukkan (ke tempat) sampah,” tutur sang ustadz.
Kebiasaan seperti itulah yang mestinya dilakukan oleh warga Hidayatullah di mana pun berada.
Ustadz Nashirul Haq menekankan pentingnya membentuk komunitas yang sadar akan kebersihan lingkungan. Sebagaimana yang dicontohkan Pemimpin Umum Hidayatullah.
Kebiasaan membersihkan sampah sendiri dalam suatu acara memang belum seratus persen disadari banyak orang. Tapi setidaknya, ada langkah kecil sebagian orang dalam membangun peradaban besar.

“Kita harus membuat satu kultur, bukan hanya kultur ibadah, tapi juga kultur bersih, kultur disiplin, ya paling tidak itu tadi, membuang sampah pada tempatnya,” ujar Dr Nashirul Haq selaku Pembina Utama Yayasan-yayasan Hidayatullah se-Kota Balikpapan pada Rapat Pleno YPPH Balikpapan, Kamis (23/1/2025).
Pentingnya menjaga kebersihan ini, menurut Ustadz Abdurrahman, merupakan bagian dari aplikasi Membangun Peradaban Islam sebagai visi ormas Hidayatullah.* (@muhabdussyakur/Media Center @Ummulqurahidayatullah)
Baca juga: Ustadz Nashirul Haq: Buanglah Sampah pada Tempatnya, Jangan Sembarangan!
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya