Pendidikan Berbasis Tauhid: Solusi Pembentukan Karakter Peserta Didik

Ummulqurahidayatullah.id | FENOMENA kenakalan remaja, perundungan, dan penyalahgunaan narkoba yang terus meningkat merupakan alarm serius bagi kita semua.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2020, sekitar 2,29 juta remaja di Indonesia terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Angka ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya (Muh Farhan, 2024).
Tidak hanya itu, kasus perundungan juga mencatat tren serupa. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan adanya 30 kasus perundungan pada tahun 2023, meningkat dari 21 kasus pada tahun sebelumnya (Cindy Mutia Annur, 2024). Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 3.800 kasus perundungan di tahun yang sama, dengan hampir separuhnya terjadi di lingkungan pendidikan, termasuk pondok pesantren (Meilita Elaine, 2024).
Fakta ini mengindikasikan adanya krisis dalam pembentukan karakter generasi muda kita. Jika tidak segera ditangani, lemahnya karakter positif peserta didik dapat menjadi ancaman besar bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari semua pihak untuk memperkuat pendidikan karakter sebagai fondasi penting dalam membentuk individu yang tangguh dan berintegritas di tengah tantangan kehidupan modern saat ini.
Pendidikan memegang peran kunci dalam membentuk karakter generasi muda, yang kini tengah menghadapi tantangan besar akibat meningkatnya kasus kenakalan remaja, perundungan, dan penyalahgunaan narkoba.
Pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan intelektual, tetapi juga membangun individu dengan moral, etika, dan kepribadian yang kuat (Prihatmojo et al., 2019). Dalam konteks pendidikan Islam, nilai-nilai spiritual dan tauhid diyakini menjadi pilar utama pembentukan karakter, yang diwujudkan melalui sistem pendidikan yang terstruktur dan terarah.
Kurikulum merupakan sistem pendidikan yang berperan strategis dalam mengarahkan proses pendidikan untuk menciptakan generasi yang berkarakter. Tidak hanya menjadi pedoman, kurikulum juga menjadi alat pengontrol untuk memastikan tujuan pendidikan tercapai, termasuk dalam membentuk kepribadian peserta didik (Halimah, 2020).
Dengan kurikulum yang dirancang secara holistik, pendidikan dapat menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang mendalam (Santika et al., 2022). Dalam konteks ini, nilai tauhid—sebagai inti ajaran Islam—harus menjadi landasan setiap aspek pendidikan. Jika pendidikan gagal memainkan peran ini, kita tidak hanya kehilangan peluang untuk membangun karakter generasi muda, tetapi juga mempertaruhkan masa depan bangsa yang bergantung pada kualitas moral dan spiritual mereka.

Pentingnya Pendidikan Berbasis Tauhid
Pendidikan berbasis tauhid memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam spiritualitas dan karakter.
Seperti yang disampaikan oleh Mu’inudinillah (dalam Mawardiyanti, 2018), pendidikan berbasis tauhid bertujuan mencetak individu yang beriman, bertakwa, berilmu, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia. Konsep ini menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi proses yang menyeluruh, tidak hanya berfokus pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada pengembangan moral dan spiritual peserta didik. Tauhid adalah inti ajaran Islam yang menekankan keesaan Allah dan mengajarkan manusia untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai ketauhidan.
Nilai-nilai ini menanamkan kesadaran bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan Allah, dan manusia sebagai makhluk-Nya memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada-Nya. Melalui pengenalan Tuhan dan alam semesta dengan menggunakan akal, manusia dapat menemukan bukti keesaan dan keagungan-Nya. Hal ini pada akhirnya membentuk sikap tauhid, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu bermuara dan bergantung kepada Allah.
Dalam rangka mewujudkan pendidikan berbasis tauhid, Kurikulum Integral Berbasis Tauhid (KIBT) hadir dengan pendekatan holistik yang mencakup pengembangan aspek ruhiyah (spiritual), aqliyah (intelektual), dan jismiyah (fisik). Dalam KIBT, nilai-nilai ketauhidan diintegrasikan ke dalam seluruh aktivitas pembelajaran. Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjalankan peran sebagai hamba Allah (abdullah) dan pemimpin di muka bumi (khalifatullah). Dengan keseimbangan antara ilmu, moral, dan spiritual, peserta didik diharapkan mampu menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai tauhid.
Sebagaimana yang tercantum dalam panduan pendidikan integral Hidayatullah, integrasi tauhid dalam pembelajaran mengadopsi metode pendidikan yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad Saw.
Hal ini merujuk pada Al-Qur’an surat Ali Imran/3:164 dan Al-Jumu’ah/62:11, yang dijadikan sebagai pendekatan dengan tiga metode pengajaran. Metode tilawah digunakan untuk mengantarkan peserta didik merasakan kelemahan dirinya dan mengakui keagungan Allah melalui ayat-ayat qauliyah.
Metode tazkiyah bertujuan menanamkan adab dengan cara menyadarkan peserta didik akan kelemahan diri, sehingga mereka siap menerima ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Metode ini juga membantu peserta didik memahami dan memperbaiki kesalahan dalam memahami atau mengamalkan ilmu yang dipelajari.
Kemudian metode ta’limah berfungsi sebagai transformasi ilmu, baik ilmu agama, ilmu umum, maupun ilmu terapan lainnya, dengan memanfaatkan berbagai model, media, dan sarana yang tersedia di lembaga pendidikan. Pendekatan ini menegaskan bahwa ilmu yang dipelajari harus diamalkan sesuai tuntunan Allah, sehingga menghasilkan generasi yang tangguh secara intelektual, bermoral, dan memiliki kesadaran spiritual yang kokoh.

Penelitian yang Relevan
Berbagai penelitian telah menunjukkan efektivitas pendidikan berbasis tauhid dalam membentuk karakter peserta didik. Yusrina (2021) menemukan bahwa pendidikan berbasis tauhid memiliki peran penting dalam membangun karakter spiritual anak usia dini melalui pendekatan keteladanan, penanaman konsep, dan pembelajaran yang integratif. Hasil ini mempertegas bahwa pendidikan tauhid tidak hanya berfokus pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada pengembangan moral dan spiritual sejak usia dini.
Zakiyah (2023) menemukan bahwa KIBT berdampak positif pada pembentukan karakter siswa sekolah dasar melalui langkah strategis, seperti pelatihan guru, integrasi nilai tauhid dalam pembelajaran, pembiasaan perilaku Islami, dan pelibatan orang tua serta masyarakat. Muthmainnah (2024) menyimpulkan bahwa kurikulum berbasis tauhid adalah pendekatan ideal untuk mencetak generasi Muslim yang beriman, berakhlak mulia, dan berprestasi dengan mengintegrasikan nilai tauhid ke dalam seluruh aspek pembelajaran.
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan berbasis tauhid adalah solusi strategis untuk membangun generasi yang unggul secara intelektual dan memiliki kesadaran spiritual yang kuat.
Kesimpulan
Peningkatan kasus kenakalan remaja, perundungan, dan penyalahgunaan narkoba menunjukkan pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi yang tangguh secara moral, spiritual, dan intelektual. Pendidikan berbasis tauhid, melalui pendekatan holistik seperti Kurikulum Integral Berbasis Tauhid (KIBT), menawarkan solusi strategis dengan mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan dalam pembelajaran.
Dengan metode seperti tilawah, tazkiyah, dan ta’limah, peserta didik diarahkan untuk menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Penelitian juga menunjukkan efektivitas pendekatan ini dalam membangun karakter peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan berbasis tauhid harus menjadi prioritas untuk menciptakan generasi berintegritas yang mampu menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi positif bagi bangsa.*
Penulis: Mustabsyirah (Mahasiswa Pascasarjana MP – UAD Yogyakarta)
Referensi:
• Cindy Mutia Annur. (2024, February 20). Ada 30 Kasus Bullying Sepanjang 2023, Mayoritas Terjadi di SMP. Katadata Media Network. https://databoks.katadata.co.id/demografi/statistik/c1f93aec967f9ff/ada-30-kasus-bullying-sepanjang-2023-mayoritas-terjadi-di-smp?
• Halimah, L. (2020). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran di era globalisasi. Bandung: Refika Aditama.
Hidayatullah. Panduan Pendidikan Integral Hidayatullah, t.tp: t.p, 2015.
• Mawardiyanti, I. (2018). Manajemen Kurikulum Berbasis Tauhid: Studi Kasus di SMP al-Rohmah Putir Boarding School Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
• Meilita Elaine. (2024, March 2). KPAI Ungkap Sekitar 3.800 Kasus Perundungan Sepanjang 2023, Hampir Separuh Terjadi di Lembaga Pendidikan. Suarasurabaya.Net. https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/kpai-ungkap-sekitar-3-800-kasus-perundungan-sepanjang-2023-hampir-separuh-terjadi-di-lembaga-pendidikan/
• Muh Farhan. (2024, June 20). Kenakalan Remaja Indonesia, Analisis Terkini dan Strategi Penanggulangan Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Kenakalan Remaja Indonesia, Analisis Terkini dan Strategi Penanggulangan”, Klik untuk baca: https://www.kompasiana.com/muhamad. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/muhamadfarhan8435/667404a6c925c43e2341c712/kenakalan-remaja-indonesia-analisis-terkini-dan-strategi-penanggulangan?page=all#section1
• Muthmainnah, S. (2024). MODEL KURIKULUM BERBASIS TAUHID DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH LIMBUNG. REFERENSI ISLAMIKA: Jurnal Studi Islam, 2(1), 1–14.
• Prihatmojo, A., Agustin, I. M., Ernawati, D., & Indriyani, D. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter di Abad 21. SEMNASFIP.
• Santika, I. G. N., Suarni, N. K., & Lasmawan, I. W. (2022). Analisis perubahan kurikulum ditinjau dari kurikulum sebagai suatu ide. Jurnal Education and Development, 10(3), 694–700.
• Yusrina, I. (2021). Penerapan Pendidikan Berbasis Tauhid dalam Pembentukan Karakter Spiritual Anak di TK YAA Bunayya Kota Pekalongan. Jurnal Kualita Pendidikan, 2(3), 204–211.
• Zakiyah, S. S. (2023). Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Kurikulum Integral Berbasis Tauhid (KIBT) di SD Integral Hidayatullah Depok. Institut PTIQ Jakarta.
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya