Pembimbing Hidayatullah Ajak Umat Islam Shalat Tepat Waktu di Masjid

Ustadz Amin Mahmud mengisi acara Tarhib Ramadhan 1445 H di Masjid Ar-Riyadh Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Ahad, 8 Sya’ban 1445 H (18/2/2024) bakda subuh.* [Foto: SKR/Media Ramadhan/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Anggota Majelis Penasihat Hidayatullah, Ustadz Amin Mahmud, mengingatkan tentang hal yang sangat mendasar namun sering terabaikan oleh umat Muslim, yaitu pentingnya memperbaiki shalat.

“Jangan buru-buru kalau shalat. Shalat itu ketemu sama Allah,” tegasnya dengan penuh kehangatan di Masjid Ar-Riyadh Pesantren Hidayatullah Ummulqura, Gunung Tembak, Balikpapan, Rabu bakda maghrib (26/6/2024).

Nasihat Pembina (Pembimbing) Kampus Induk Hidayatullah ini seakan menyentuh hati setiap orang yang hadir pada kegiatan taklim itu.

Ustadz Amin Mahmud mengingatkan jamaah untuk tidak menganggap remeh ibadah yang merupakan pilar utama dalam Islam ini.

Ustadz Amin Mahmud mendorong para jamaah untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum menunaikan shalat.

“Saya sering mengatakan, Anda ini bersiapkah ketemu Allah? Makanya dari awal Ustadz Abdullah Said (Pendiri Hidayatullah) mengajarkan kepada kita santrinya itu selalu diingatkan waktu shalat. Waktu shalat kurang sekian (menit), kurang sekian, kurang sekian. Supaya kita itu bersiap diri,” jelasnya.

Ustadz Amin tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya jika ada jamaah masih sering terlambat atau masbuk padahal tinggal tak jauh dari masjid.

“Saya belum bisa terima yang begitu. Betul ini. Saya belum bisa terima. (Coba teladani) Pak Basri ini ya pergi berjamaah lewat kuburan di bawah sana. Kalau itu dibanding Pak Umar, jalan kaki jauh. Jangan kalah, jangan masbuk,” ujarnya menyebut nama-nama di antara jamaah masjid yang begitu rajin shalat berjamaah.

Cerita tentang perjalanan menuju masjid yang penuh tantangan dari generasi sebelumnya, menjadi pengingat pentingnya bersyukur atas kemudahan yang kita nikmati saat ini.

“Latihannya sejak muda. Saat itu belum ada lampu, belum ada listrik ya gelap-gelap, pakai genset jam 10 malam mati. Ya nah untung kalau ada senter, HP belum ada senter juga, belum tentu ada. Ya gelap-gelap, sambil jalan kadang injak ular segala macam lah. (Sementara sekarang) ini sudah terang benderang. Ya Allah!” tegasnya mengingatkan.

Cerita ini bukan sekadar nostalgia, tetapi sebuah ajakan untuk merenung dan bersyukur atas nikmat yang kita terima. Ustadz Amin Mahmud mengajak kaum Muslimin untuk tidak hanya mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga memanfaatkan kemudahan saat ini dengan sebaik-baiknya.

Melalui shalat yang khusyuk dan tepat waktu, kita bisa menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang tak terbilang.* (Herim/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *