Masuk Syakban, Ust Baharuddin Ismail Ingatkan Misi Penciptaan Manusia

[ILUSTRASI] warga Hidayatullah Gunung Tembak turut bekerja bakti mengangkat granit ke lantai 3 Masjid Ar-Riyadh (05/26/2023) sore.* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Memasuki bulan Syakban 1446 H jelang Ramadhan, umat Islam diingatkan terkait dua misi dalam penciptaan manusia.

Dua misi itu ditegaskan oleh Allah, meskipun sempat ditentang oleh makluk lainnya, para malaikat. Yakni, misi sebagai hamba Allah (abdullah) dan misi sebagai wakil Allah (khalifatullah).

Misi penciptaan manusia itu dijelaskan oleh Ustadz Baharuddin Ismail, Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan, saat memberikan taushiyah di Masjid Ar-Riyadh, Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu, 2 Syakban 1446 H (1/2/2025).

Untaian nasihat yang disampaikan setelah shalat Shubuh berjamaah itu mengurai tentang kedudukan manusia di antara beberapa makhluk Allah lainnya, yang masing-masing punya karakter yang berbeda.

Dalam penciptaannya, manusia lalu digaransi sebagai makhluk paling mulia.

Ini disebut Ustadz Bahar, sapaannya, sebagai potensi sekaligus karunia besar yang Allah berikan setelah nikmat hidayah itu sendiri.

“Jadi manusia itu tinggal mengabdi, menyembah Allah dan juga menjalankan tugas-tugas khalifatullah. Nanti tinggal tunggu balasan yang luar biasa dari Allah,” ucapnya memberi motivasi kepada ratusan santri dan warga di Masjid Ar-Riyadh.

“Tapi bagaimana kalau ada fungsi yang tidak berjalan?” ujarnya dengan nada tanya kepada para jamaah. “Satu saja yang berjalan dan yang lain tidak jalan, itu namanya pincang,” lanjutnya.

Hikmah Malaikat Protes

Makanya, lanjut Ustadz Bahar, itulah hikmah mengapa para malaikat dulu langsung protes kepada Allah, tidak setuju atas rencana penciptaan manusia. Sebab kalau fungsi manusia tidak berjalan, maka itu berarti akan rusak dunia ini.

Soal ibadah, para malaikat sudah membuktikan pengabdiannya kepada Allah. Semua waktu dan pekerjaannya hanyalah untuk beribadah kepada Allah.

“Itu sebab manusia tidak boleh sombong dengan ibadahnya. Malaikat itu tidak mungkin disaingi dalam urusan ibadah,” ucapnya mengingatkan.* (Abu Jaulah/Media Center @Ummulqurahidayatullah)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *