Dzulhijjah Penuh Keutamaan, Mari Tingkatkan Volume Amal Shaleh

Ustadz Ahmad Rifai, Lc., mengisi khutbah Jumat di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan (7/6/2024).* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id- Ustadz Ahmad Rifai, Lc., salah seorang dai dan pengajar di Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, memberikan paparan mendalam tentang keutamaan bulan Dzulhijjah. Hal itu disampaikan dalam khutbah Jumat di Masjid Ar-Riyadh, Balikpapan (7/6/2024).

Ia menekankan pentingnya meningkatkan amal shaleh selama bulan ini, yang dikenal sebagai bulan haram penuh keutamaan.

Dalam khutbahnya, Ustadz Rifai membandingkan usia umat ini dengan umat terdahulu.

“Usia umat ini sangatlah singkat. Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengabarkan hal tersebut di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi,” ujar Ustadz Rifai.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Usia rata-rata umatku antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit yang di antara mereka yang melewati usia tersebut.”

Meskipun usia umat ini singkat, Ustadz Rifai menegaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah menjadikan umat ini sebagai yang terbaik.

“Dari sisi keutamaan dan fadhilah, Allah Subhanahu Wata’ala menempatkan umat ini sebagai umat yang terbaik,” jelasnya, mengutip hadits riwayat Imam Muslim, “Kita adalah umat yang terakhir dan terdepan. Dan kita adalah umat yang pertama kali masuk surga.”

Alumnus LIPIA Jakarta itu kemudian menjelaskan amalan-amalan yang bernilai pahala tinggi di sisi Allah Subhanahu Wata’ala, salah satunya adalah malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari 1.000 bulan. Momentum tersebut juga hadir di bulan Dzulhijjah, yang memiliki keutamaan luar biasa.

“Bulan Dzulhijjah adalah bulan-bulan yang memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Ibn Hajar Rahimahullah menjelaskan bahwa bulan ini memiliki keistimewaan karena berkumpul ibadah-ibadah yang sangat besar seperti shalat, puasa, menyembelih hewan kurban, dan ibadah haji. Pertemuan ibadah-ibadah besar ini tidak didapatkan pada bulan-bulan yang lain,” terangnya.

Para ulama menempatkan 10 hari pertama Dzulhijjah setara dengan 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Ibn Qayyim Rahimahullah berkata, “Siang hari dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah itu lebih utama dari siang hari pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dan malam hari 10 hari terakhir Ramadhan itu lebih utama daripada malam pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Ustadz Rifai mengajak umat untuk meningkatkan volume amal shaleh di bulan Dzulhijjah.

“Karena Dzulhijjah termasuk bulan haram yang punya kehormatan, amal shaleh di dalamnya memiliki bobot lebih tinggi dibandingkan kita melakukannya di luar bulan haram,” jelasnya.

Menekankan isi khutbahnya, Ustadz Rifai mengutip sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan Imam Bukhari, “Tidak ada hari-hari yang amal sholeh sangat dicintai Allah Subhanahu Wata’ala selain dari amal shaleh yang dikerjakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Dosen STIS Hidayatullah Balikpapan itu menegaskan, “Ini semua menunjukkan bahwa kita dianjurkan dan sangat diperintahkan untuk meningkatkan amal shaleh di awal Dzulhijjah ini.”

Dengan penjelasan ini, Ustadz Rifai menginspirasi para jamaah untuk memanfaatkan keutamaan bulan Dzulhijjah dengan sebaik-baiknya, meningkatkan amal ibadah dan amal shaleh demi meraih ridha Allah Subhanahu Wata’ala.* (Herim/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *