Kuda Pun “Mondok” di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak
Ummulqurahidayatullah.id | Hidayatullah.com — Demikian guyonan para santri Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Balikpapan menimpali kedatangan “santri berkaki empat” tersebut di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan Kalimantan Timur. Tepatnya di lokasi hunian kuda yang dinamai Stable Ummulqura Sariyyah.
Diketahui, sejak berdiri pertengahan tahun 2022 lalu, Stable Ummulqura Sariyyah di Pesantren Hidayatullah mulai kedatangan sejumlah kuda. Layaknya santri yang mondok, kuda-kuda titipan ini juga ditempatkan di “asrama” dengan sejumlah kegiatan dan aturan khusus yang berlaku.
Informasi dari Ustadz Aulia Rahman, guru SMH sekaligus penanggung jawab Stable Ummulqura, kuda yang pertama kali datang “nyantri” adalah Pettung (9 tahun). Kuda jantan berwarna cokelat ini dihibahkan oleh seorang muhsinin (donatur) kepada Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Juli 2022 lalu.
“Pettung bisa ditunggangi maksimal 40 kg, sudah terlatih insyaAllah,” ucap Bang Maman, sapaan akrab ustadz Aulia Rahman.
Berikutnya, Stable Ummulqura kembali kedatangan “santri” baru. Kali ini tak tanggung, dua ekor kuda sekaligus. “Namanya Ajwa dan Zubba, anaknya ini masih berumur 0,5 tahun. Statusnya titipan untuk dirawat di Gunung Tembak,” terang Maman.
Bagi santri pondok, Ajwa adalah pilihan favorit untuk berlatih menunggangi kuda, selain Pettung sebelumnya. “Larinya kencang, cukup jinak dan ramah terhadap santri,” sambung Zakwan, santri SMH yang ditugasi untuk merawat Ajwa dan anaknya itu.
Meski masih berumur jagung, kini Stable Ummulqura di Pesantren Hidayatullah mulai ramai kedatangan “santri-santri”. Baru-baru ini, ada tiga ekor kuda poni yang dipercayakan untuk dirawat oleh santri SMH Gunung Tembak. Meski bertubuh setinggi hanya satu meter lebih, nyatanya kuda mini itu mampu membawa santri penunggang hingga seberat 30 kilogram.
“InsyaAllah ke depan, Stable Ummulqura menjalin kerja sama dengan Kelompok Bermain dan Raudhatul Athfal (KB-RA) terdekat. Kuda poni begini cocok buat melatih keberanian murid PAUD atau TK,” ucap Maman.
Selama ini, lanjut Bang Maman yang juga pengurus Pordasi Kota Balikpapan, Stable Ummulqura bermitra dengan SMH Putra dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Raadhiyatan Mardhiyyah Putra untuk mengadakan ekstrakurikuler berkuda dan memanah bagi santri. Hingga sekarang, sekitar 50 orang santri putra yang terdaftar dalam kegiatan ekskul tersebut.
Selain berlatih kecakapan menunggang kuda dan memanah, para santri juga sejak awal dibiasakan mengurus kuda, memberi makan, hingga memandikannya.
“Pokoknya senang, bisa latihan naik kuda dan urus kuda,” ucap Samir dan Saddad kompak. Mereka adalah dua kakak beradik, murid kelas V (lima) dan I (satu) MI Putra.
Untuk menjaga amanah dan kepercayaan masyarakat, Stable Ummulqura terdaftar di bawah naungan Pengurus Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Balikpapan. Beberapa kali juga telah bekerja sama dengan beberapa stable terkenal yang ada di Kota Balikpapan, termasuk memagangkan santri belajar grooming dan lain sebagainya.
Atas kepercayaan tersebut, Pordasi Kalimantan Timur siap menggelar event Kejuaraan Dandito Cup 2022 di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Jumat-Ahad, 28-30 Oktober 2022. Di antara lombanya adalah Ketangkasan Berkuda sambil Memanah atau dikenal dengan Horseback Archery (HBA) dan Archery Ground.
“InsyaAllah pembukaannya dihadiri langsung oleh H. Rahmad Mas’ud, selaku Ketua Umum Pordasi Kaltim dan Rudy Setiawan, Ketua Umum Pordasi Balikpapan,” ucap Maman sambil mohon didoakan untuk kelancaran acara. Sebagian santri Hidayatullah juga disiapkan mengikuti perlombaan tersebut.* (Abu Jaulah/MCU)
Baca juga: Hidayatullah Gutem Tuan Rumah HBA Dandito Cup 2022 Gelaran Pordasi Kaltim
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya