Diskusi Ramadhan: Kader Muda Gunung Tembak Menyongsong 1 Abad Hidayatullah
Ummulqurahidayatullah.id– Panitia Ramadhan 1443H Hidayatullah Ummulqura Balikpapan kembali menggelar diskusi Ramadhan 1443 H. Diskusi jilid dua ini dilaksanakan setelah shalat shubuh di Masjid Ar-Riyadh, Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim.
Pada diskusi yang diikuti oleh ratusan jamaah, baik offline maupun online ini, tema yang diangkat yaitu “Internalisasi Jati Diri Kader Muda Menyongsong 1 Abad Hidayatullah”.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Ustadz Hamzah Akbar, pemateri pertama, menceritakan pesan dari pengalamannya menjalani amanah sebagai petugas kartu kuning dan penjual sapi saat masih nyantri di Gunung Tembak.
“(Saya) santri pertama yang sudah bisa membeli mobil dulu, tapi bukan itunya, tapi di masa itu punya pilihan berani untuk membeli itu dan pikiran yang berbeda dari yang lain,” ucapnya setelah pembawa acara, Abdus Syakur, bertanya tentang hubungan amanah yang didapatnya kala itu dengan jati diri seorang kader Hidayatullah.
“Itu sangat ada korelasi, pada tahun 2000 saya berusaha bagaimana saya menikmati kuliah reguler. Waktu itu saya mengambil jurusan administrasi negara. Hal ini karena tuntutan-tuntutan,” lanjutnya dalam diskusi pada Ahad, 15 Ramadhan 1443H (17/04/2022) yang disiarkan live stream melalui kanal Youtube Ummulqura Hidayatullah itu. Linknya tonton di sini.
“Apapun yang menjadi tugas kita saat ini, terutama untuk adek-adek kami ini, kita ini diproyeksikan. Lakukan saja apa yang diamanahkan karena itu akan berdampak ke depannya,” ucap ustadz yang pernah menjadi ketua panitia perhelatan besar nasional Hidayatullah sebanyak lima kali ini.
“Kita harus bisa diproyeksikan pada hal-hal yang lebih berat, yang lebih besar, untuk menyambut amanah-amanah yang besar ke depannya,” lanjutnya memotivasi.
Pemateri lainnya, Ustadz Fathun Qarib, salah seorang putra dari Pendiri Hidayatullah Allahuyarham KH Abdullah Said, mencerikan kisah pendidikan yang diberikan sang ayah terhadap anak-anaknya.
“Kami sebagai anak biologis tidak terlalu banyak berinteraksi dengan beliau, apalagi dengan banyak amanah dan kegiatan dakwah beliau, saat itu apalagi kami masih belum matang pikirannya ya,” ungkapnya.
Katanya, pendidikan yang banyak ia dapatkan bukan secara individual, tetapi melalui pendidikan di kampus Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak yang dibangun oleh ayahandanya bersama para sahabatnya.
“Interaksi terkuat beliau kepada kami lebih banyak kami rasakan pada kampus ini dengan sistem yang dibangun daripada interaksi secara individual,” ucapnya.
Saat masih kecil ia pernah ingin ikut Kiai Abdullah Said untuk shalat tahajud berjamaah di masjid pada bulan Ramadhan. Bagaimana tanggapan ayahandanya?
“Ndak usah aja,” ucapnya meniru perkataan sang ayah. Tapi Fathun kecil saat itu tetap bersikukuh untuk ikut shalat jamaah di masjid. Ternyata dia tidak kuat shalat bareng karena shalatnya begitu lama dan ia sangat mengantuk pula. Akhirnya mundur teratur tanpa disuruh.
Pembicara lainnya adalah Sekretaris YPPH Ustadz Abul A’la Maududi. Ia berbicara saat ditanya terkait tolak ukur transformasi nilai keilmuan dan kekaderan. Ustadz Maududi antara lain menekankan pada tolak ukur ketaatan seorang kader.
“Kalau kita bicara ukuran, berarti kita harus bicara ada instrumennya. Ukurannya apa ini? Apakah kualitas sejauh mana dia taat? Terus ukuran taatnya bagaimana juga? Apakah dia siap ditugaskan ‘tanpa tapi tanpa nanti’ versinya SAR (Hidayatullah) gitu atau ukurannya adalah ukuran yang sifatnya normatif yang termaktub dalam peraturan-peraturan organisasi?” ujarnya.
Sementara itu, Ustadz Muzhirul Haq sebagai perwakilan PP Pemuda Hidayatullah, merasa sangat bersyukur dengan banyaknya figur orangtua yang selalu menjadi teladan di Gunung Tembak.
“Orang-orang tua kita di sini merupakan suatu kesyukuran, in syaa Allah kami banggakan, dan kami selalu perjuangkan (warisan mereka),” ujarnya.* (Muas/MCU)
Baca juga: Jamaah Heboh! Pemimpin Umum Hidayatullah Dikirimi Surat Misterius
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya