Bang Tasir Bacakan Puisi di Arena Sarasehan, Simak Untaiannya

Ummulqurahidayatullah.id– Salah seorang putra Pendiri Hidayatullah KH Abdullah Said, Muntadziruzzaman, menyemarakkan Sarasehan Pendiri Perintis dan Silaturahim Dai Hidayatullah ke-8 di Kampus Madya Hidayatullah Berau.

Pada salah satu rangkaian acara tersebut, Sabtu, 20 Syawal 1443H (21/05/2022) siang, Bang Tasir, sapaan akrabnya, membacakan sejumlah puisi.

“(Puisinya dibuat) semalam (sebelum acara),” ujarnya kepada Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah, Ahad (22/05/2022).

Berikut cuplikan untaian demi untaian puisi tersebut yang dibacakan penuh penghayatan:

SARASEHAN…

Saat ini Alhamdulillah para kader kembali merasakan..

Sebuah pertemuan yang insya Allah takkan terlupakan..

Karena disinilah berkumpul para Orang Tua yang akan menceritakan..

Bagaimana dulu hati mereka bersatu dalam perjuangan..

Cerita yang akan membuat anak² mereka akan berdiri paling depan..

Siap jiwa raga untuk menjaga Mata Air Kehidupan..

Karena bukan ilmu tanpa Hati Seorang Bapak kepada anak yang dibahas di Sarasehan..

SILATURAHIM…

Sinar kebahagiaan kembali dirasakan saat² di Kaltim..

Saat Para senior dan yunior berkumpul tanpa perbedaan Jahil atau Alim..

Mereka bertatap muka di satu tempat tuk menyerap spirit Ibrahim..

Pemateri dan penanya di pertemuan ini bukan tuk melihat siapa yang pantas jadi Hakim..

Tapi semua ungkapan dari arah manapun, itu hanya agar tetap di Shirath Mustaqim..

*PENDIRI…*

Pemuda² di tahun 70 lah yang Allah jadikan sebagai Sang Jati Diri..

Semangat dan pengorbanan mereka yang akan terus mempelopori..

Dan ditangan pelanjut lah misi ini bisa tetap terpatri..

Para Orang Tua telah melewati masa lalu dan sekarang sedang menunggu Hari..

Dengan memegang janji dan wasiat itulah kunci utama tuk menjaga cita² para pendiri..

Karena tanpa itu yang tumbuh dalam tubuh hanya amarah sesak dan nyeri..

PERINTIS…

Perjalanan lembaga ini diwarnai dengan darah dan isak tangis..

Tanpa mereka pahami apa yang diinginkan dalam kehidupan dunia yang akan habis..

Karena Hati Para Senior hanya dipenuhi cita² tuk mengakhiri hidup dengan manis..

Tidak sempat terbetik untuk mencari alibi atau alasan agar tetap eksis..

Karena mereka yakin Hidayatullah tidak hilang hanya karena satu orang yang terkikis..

Bukan karena sosok tapi Karena Allah yang membuat kita semua tetap optimis..

Dan bukan karena harta dan tahta, tapi karena janji dan wasiat untuk para pewaris..

HIDAYATULLAH…

Hilangkan semua keinginan dan asbab tuk Berpisah..

Jika itu hanya tuk menjaga keindahan dunia yang pasti akan punah..

Mengapa harus ada kata kamu jual aku beli jika sama² di Hidayatullah..

Apapun keputusan dan tujuan hidup ini, itu akan terlihat saat mulai melangkah..

Kan terlihat apakah karena jiwa dan harga diri Yang membuat berkilah..

Atau karena ikatan kal Jasadin wahid yang membuat keputusan jadi bersejarah..

Para senior, sungguh cinta dan hati mereka tlah bersama dalam iringan doa tuk Almarhumah..

Dan hanya getaran di Hatilah yang membuat orang mengambil kesimpulan yang Salah..

Dan inilah saat terbaik untuk kita kembali menyatukan warna dan Cinta Hanya Karena Allah…* (SKR/MCU)

Baca juga: Ketua DPRD Kaltim Buka Sarasehan Pendiri, Perintis dan Silaturahim Dai Hidayatullah VIII

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *