Penghujung Ramadhan, Umat Islam Diimbau Fokus Ibadah dan Aksi Peduli Sosial

Syeikh Prof. Dr. Malik Husain Sya’ban mengisi kajian di Masjid Baitul Karim, Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah (kompleks DPP Hidayatullah) di Jakarta, Kamis (4/4/2024).* [Foto: Herim/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Pada ambang akhir bulan suci Ramadhan 1445 H, umat Islam mesti semakin menginjak gas kebaikan, baik dalam hal ibadah, muamalah, dan yang lainnya.

Pesan itulah yang menjadi tangkapan menggembirakan jamaah Masjid Baitul Karim di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah (kompleks DPP Hidayatullah) di Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Dalam kajian yang diadakan bakda Ashar, dipimpin oleh Syeikh Prof. Dr. Malik Husain Sya’ban dengan Ustadz Azzam sebagai penerjemah, pesan kuat tentang pentingnya menyucikan jiwa disampaikan kepada para peserta, yang sebagian besar merupakan jamaah iktikaf.

Kesempatan ini, seperti yang diungkapkan Syeikh Malik, adalah saat terbaik untuk mengintrospeksi dan mensucikan diri dari segala aib serta meningkatkan kualitas aqidah, ibadah, dan akhlak.

Syeikh mengingatkan tentang sumpah ke-7 dari surah Asy-Syams yang menekankan pentingnya memahami dan menyucikan jiwa, sebuah konsep yang sering terlupakan dalam kesibukan dunia.

“Di penghujung Ramadhan, bukan hanya jasad yang harus dipersiapkan dengan makanan dan minuman untuk beribadah, tetapi juga jiwa yang harus ‘diberi makan’ dengan Wahyu untuk tetap taat kepada Allah. Ini adalah momen untuk memperdalam pemahaman akan ayat-ayat suci dan memperkuat iman, taqwa, dan ikhlas,” ungkap pria yang juga pengajar tersebut.

Lebih jauh, pria dengan janggut panjang nan murah senyum itu menekankan pentingnya menjaga kualitas puasa.

“Puasa, sebagai salah satu pilar utama Ramadhan, dijelaskan tidak hanya sebagai tahan dari makan dan minum, tetapi juga sebagai sarana untuk mengendalikan emosi, mencegah perbuatan keburukan, dan terus berusaha bersikap ikhlas karena semua dilakukan demi Allah,” tegasnya.

Meski begitu, para peserta diajak untuk tidak hanya fokus pada ibadah seperti puasa dan shalat, tetapi juga pada aksi sosial seperti memberikan buka puasa untuk sesama, memperkuat ibadah, dan peduli kepada fakir miskin.

“Ini adalah manifestasi dari iman yang sejati, di mana tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari merefleksikan kekuatan dan kedalaman iman seseorang,” jelasnya lebih lanjut.

Dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta mengungkapkan refleksi dan pertanyaan mereka kepada Syeikh, menandakan sebuah interaksi yang kaya dan dinamis antara pemateri dan jamaah.

“Kajian ini tidak hanya menjadi sarana pengetahuan tapi juga inspirasi untuk beraksi lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ikhwan, seorang peserta iktikaf dari Cibubur.

Pada akhir sesi, pesan yang disampaikan adalah tentang pentingnya memanfaatkan sisa waktu di bulan Ramadhan ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritual dan kemanusiaan.

“Pada waktu jelang akhir Ramadhan, mari kita agungkan Allah Ta’ala dengan menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan ini dan bersyukur atas segala kemuliaan dan kesempatan yang telah Allah berikan untuk kita semua,” pungkas Syeikh asal Arab Saudi tersebut.* (Herim/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *