Keseruan Santri & Ustadz Bermain Sepak Bola Bareng, Tak Dilirik PSSI
Ummulqurahidayatullah.id– Membangun kedekatan antara guru (ustadz) dengan para santri tidak hanya di ruang-ruang formal.
Justru pada ruang informal kedekatan itu bisa semakin terbangun. Inilah pemandangan yang terlihat pada Ahad, 21 September 2024 pagi.
Seusai bekerja bakti di lingkungan sekolah, sejumlah guru dan puluhan santri Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Balikpapan bermain bola bareng.
Tampak Kepala SMH (MA-MTs) Raadhiyatan Mardhiyyah Putra, Ustadz Sukman, dan guru SMH Putra, Ustadz Abdan Syakur, berbaur dengan puluhan santri di Lapangan Sepak Bola Aglasra.
Tanpa canggung, kedua Ustadz itu ikut merumput meskipun tanpa alas kaki.
Di bawah cuaca yang agak mendung, pertandingan tanpa wasit itu berlangsung seru. Jual beli serangan terjadi di kedua belah pihak.
Pertandingan ini berlangsung tanpa batasan jumlah pemain. Tak heran jika pemainnya membludak.
Menurut Ustadz Sukman, pertandingan tadi dimenangkan oleh timnya yang melawan tim Ustadz Abdan.
“Skornya 3-0. (Yang menang) grup Kepala Madrasah (SMH),” klaim Ustadz Sukman setelah pertandingan itu.
Uniknya, menurut salah seorang santri yang juga peserta pertandingan tadi, Raihan, kelas 3 MTs RM Putra, skornya berbeda.
“(Skornya) 4-2, Ustadz. (Yang menang) tim MTs lawan tim ustadz-ustadz,” klaimnya saat diwawancarai Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah usai pertandingan itu.
Hasil pertandingan itu dikuatkan oleh Ustadz Abdan.
“Kalah tadi kita, (skornya) 4-2. (Penyebabnya) anu, enda adil tadi jumlah pemainnya, 60-100 (perbandingan orangnya),” ungkap Ustadz Abdan saat melepas lelah usai bermain sepak bola.
Jangan bingung membaca berita ini. Karena pertandingan informal itu memang tidak tercatat resmi berapa skornya, siapa pencetak golnya, berapa jumlah pemainnya, berapa lama durasi permainannya, dan lain sebagainya.
PSSI apalagi FIFA memang tidak melirik apalagi mencatat laga tersebut. Wajar jika ada pemain yang tak mengingat jumlah gol yang tercipta. Apalagi, para pemain bebas saja masuk lapangan tanpa batasan. Seperti Ustadz Sukman, dia masuk saat pertandingan sudah berlangsung beberapa lama alias terlambat. Pokoknya “kocak” deh pertandingan itu!
Kebersamaan
Yang terpenting, selain berolahraga, sepak bola tadi juga untuk mendekatkan jalinan emosional antara peserta didik dengan pengajar.
“Sebenarnya saya enda bisa main bola lapangan besar, enda terlalu kuat. Tapi karena untuk membersamai ya ikut saja dulu,” ujar Ustadz Sukman yang tampak berkeringat.
“Seru karena mainnya dengan adik-adik santri. Apalagi setelah kerja bakti,” ungkap Ustadz Abdan.
Harapannya, dengan kegiatan kebersamaan seperti kerja bakti dan berolahraga bareng, hubungan santri dan ustadz semakin baik.* (SKR/MCU)
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya