Habis Berdakwah, Terbitlah Kuliah, Ini Pesan Ketua STIS Hidayatullah

Apel pagi dosen dan mahasiswa di Kampus Hijau STIS Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, Senin, 14 Dzulqa’dah 1443 H (13/06/2022).* [Foto: MUAS/STIS/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Dua bulan lamanya mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan melakukan kegiatan dakwah fardiyah di kampung halaman dan di tempat tugas Praktik Kuliah Dakwah (PKD) masing-masing.

Kini, mereka telah kembali ke kampus di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Semenjak pekan kemarin para mahasiswa sudah berdatangan ke Kampus Induk Hidayatullah tersebut.

Seiringan itu, pihak STIS Hdiayatullah kembali melaksanakan kegiatan perkuliahan seperti biasanya. Seperti halaqoh al-Qur’an di Masjid Ar-Riyadh, kerja bakti, dan lain sebagainya.

Pada Ahad (12/06/2022) kemarin, meski diguyur hujan, mahasiswa STIS ikut serta membantu warga bekerja bakti di empang. Mereka bahu membahu membersihkan empang, mengangkat teratai, eceng gondok, rumput, sampah, dan lain sebagainya.

Kemudian, pada Senin, 14 Dzulqa’dah 1443 H (13/06/2022) seluruh mahasiswa dan mahasiswi prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan Hukum Keluarga (HK) mengawali perkuliahan dengan apel pagi di lapangan Kampus Hijau STIS Hidayatullah. Putra dan putri di kampus masing-masing yang letaknya terpisah beratus-ratus meter.

Pada apel perdana setelah dakwah fardiyah itu, Ketua STIS Hidayatullah Ustadz Muhammad Zaim Azhar memberikan nasihat kepada seluruh mahasiswa untuk kembali menata niat dalam menuntut ilmu.

“Semangat yang kita butuhkan untuk mengawali setiap kegiatan itu harus diawali dengan yang namanya niat. Yakini jika kita paham dan kita kaji, sangat banyak tafsiran para ulama yang memaparkan urgensi niat dalam melakukan amalan,” ucapnya dalam apel Senin di Kampus STIS Hidayatullah Putra itu.

Ustadz Zaim Azhar menyebutkan, waktu dua bulan yang diberikan itu pasti akan terasa begitu singkat bagi mahasiswa yang melakukan dakwah di kampung dan bersua dengan keluarga. Sebab, waktu dua bulan pulang kampung tak sebanding dengan waktu dua tahun menahan rindu keluarga saat para mahasiswa menuntut ilmu.

Sebaliknya, ia menyebutkan bahwa waktu dua bulan itu akan terasa lama oleh mnhasiswa yang melakukan PKD.

“Tetapi ini adalah peraturan yang kita buat dan Alhamdulillah rekan-rekan mahasiswa semua sudah bisa kembai ke sini (Gunung Tembak), ke tempat yang penuh dengan dinamika dan perjuangan ini, untuk kembali belajar dan kembali menuntut ilmu,” lanjut dosen yang ikut mengawali STIS Hidayatullah semenjak 2013 ini.

“Dan ingat bahwa kedatangan antum di tempat ini dari kampung dahulu, saat antum datang mendaftar untuk belajar, dididik di ma’had ini, itu adalah bagian daripada proses perjalanan seseorang mencari mencari hakikat dalam menuntut ilmu. Maka ini yang harus antum semua pertahankan,” pesannya.* (MUAS/STIS/MCU)

Baca juga: Masyarakat Akui Sangat Butuh Dakwah Mahasiswa Hidayatullah Balikpapan

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *