Bayangkan Jika Indonesia Diisi Orang-orang Shaleh Kalangan Santri…

[Ilustrasi] Santri Hidayatullah Gunung Tembak.* [Foto: Muhammad Abdus Syakur/MCU]

KATA santri sudah sangat familiar di kalangan bangsa Indonesia. Begitupun negara lain meskipun secara bahasa berbeda namun substansinya tetap sama. Tak bisa dipungkiri sejarah masa lalu mencatat bahwa santri memiliki peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, hingga saat ini kata santri pun tetap harum dalam rangka menjaga kedaulatan Indonesia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata santri memiliki makna orang yang mendalami agama Islam, atau orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh.

Secara garis besar kegiatan santri memang mengacu pada dasar-dasar ilmu Islam, secara spesifik pendalaman-pendalaman ilmu khusus sebagai penunjang kegiatan pun diadakan. Hal ini dilakukan demi terwujudnya harapan dan cita-cita mulia yakni mengokohkan tiang bangsa dan melahirkan kader-kader tangguh.

Seseorang yang dibekali ilmu agama sedari kecil sangat berbeda dengan orang-orang lain pada umumnya. Anak-anak yang ditanamkan adab, norma, dan nilai-nilai agama akan sangat peka dengan lingkungan sekitar dan memahami kebutuhan sosial di sekitarnya. Minimal anak yang mengetahui ilmu agama akan tumbuh kesadaran untuk menilai baik atau buruknya sesuatu, dan hal itu dipraktikkan dalam bentuk tindakan, perilaku maupun ucapan.

Begitupun santri diajarkan demikian, selain ilmu agama yang menjadi prioritas utama tapi tidak menutup kemungkinan santri tersebut untuk mencapai cita-cita tertentu, maka tentu penunjang-penunjang lainnya diberikan untuk mengembangkan minat bakat dan potensi santri.

Jika ilmu agama yang dikejar maka dunia pun akan mengikut, tapi jika ilmu dunia yang dikejar belum tentu akhirat mengikut. Begitu banyak santri yang menjadi dokter, polisi, politisi, dan profesi lainnya yang sukses dengan manajemen Islam. Tentunya akan ada perbedaan antara dokter yang shaleh dengan dokter yang nakal. Polisi yang shaleh dengan polisi yang nakal. Politisi yang shaleh dengan politisi yang nakal. Semua akan berdampak dari apa yang dilakukannya.

Satu orang yang shaleh minimal bisa memberi warna sekitarnya apalagi banyak orang yang shaleh. Begitupun sebaliknya, satu orang yang nakal akan terasa kedzalimannya apalagi banyak tentu tatanan negara akan rusak. Hal ini sejalan dengan maqashid syariah atau tujuan-tujuan syariah.

Al-Syatibi dalam al-Muwafaqat Usul al-Syariah jilid 2 mengatakan bahwa tujuan utama Allah menetapkan syariat adalah demi terwujudnya kemaslahatan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Dalam mewujudkan hal tersebut, ada 5 pokok yang harus diwujudkan dan dipelihara yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.

Kelima pokok bahasan tersebut tentu ditanamkan pada diri santri dan implementasinya tentu tidak bisa diragukan lagi, sangat terasa di berbagai aspek baik sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lainnya. Nah Inilah kontribusi santri dalam membangun peradaban bangsa.

Santri sebagai suatu komunitas memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi bangsa yang bermartabat. Bayangkan jika negeri ini diisi oleh orang-orang shaleh yang notabenenya adalah santri, tentu dunia akan aman, damai, tenteram. Tapi jika negeri ini penuh dengan orang yang dzalim tentu tinggal menunggu kehancuran.

Namun tak bisa dipungkiri juga masih banyak yang memiliki kecenderungan berbuat salah. Maka inilah tugas mulia santri dan ulama untuk bergerilya mengamalkan ilmu dan menebar manfaat untuk sesama, demi terwujudnya cita-cita bersama yakni membangun bangsa Indonesia yang bermartabat.*

You may also like...

1 Response

  1. November 12, 2021

    […] Baca juga: Bayangkan Jika Indonesia Diisi Orang-orang Shaleh Kalangan Santri… […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *