Carilah Pasangan yang Baik!
MENDAMBAKAN pasangan yang baik, ideal, merupakan keinginan setiap umat manusia. Tak bisa dipungkiri, dari berbagai aspek selalu diperhitungkan baik dari segi fisik, penampilan, kedudukan, jabatan, keturunan, semua ditinjau.
Bagi masyarakat umum itu adalah hal biasa guna memastikan bagaimana kelanjutan pasca menikah, apakah bahagia atau sengsara. Namun hal itu tentu bukan tolak ukur pasti yang bisa dijadikan acuan yang akurat.
Yang menentukan bahagia atau tidaknya suatu rumah tangga, tentu didasari dengan pondasi yang kokoh, yakni ilmu. Ilmu berumah tangga itu penting dan luas, maka sebagai pasangan suami-istri hendaknya senantiasa mencari ilmu dan mengaplikasikannya.
Tak jarang kita temui rumah tangga yang retak dikarenakan masalah sepele, seperti kurangnya pemahaman dalam mengatur keuangan, tidak tahu cara mendidik anak yang baik, bagaimana menghadapi bilamana ada orang ketiga, atau godaan jabatan, harta, dan keduniawian yang lainnya. Semuanya membutuhkan ilmu, kurangnya ilmu dapat mempengaruhi cara berumah tangga, sehingga beda pengaplikasiannya dan tentu hasilnya pun akan beda.
Dari situ bisa kita pahami, bahwasanya tolak ukur dalam menggapai kesuksesan berumah tangga salah satu di antaranya adalah ilmu. Maka tidak salah jika kita mengamalkan hadits Rasul tentang memilih agama sebagai salah satu kunci utama mencari jodoh.
“Wanita dinikahi karena 4 hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih yang baik agamanya, sebab jika tidak demikian niscaya kamu akan merugi.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas, Rasul sangat menekankan ketika mencari jodoh hendaknya karena faktor agama, karena jika agamanya baik (pemahaman keislamannya baik), setidaknya dia memiliki bekal yang cukup, karena dalam Islam tuntunan dalam berumah tangga sangat diperhatikan, mulai dari proses melamar, menikah, talak, hak asuh, pembagian warisan, semua diatur jelas. Itulah mengapa kita harus mencari yang pemahaman keagamaannya baik karena ada indikasi menuju keberhasilan berumah tangga, karena dia berilmu dan mengaplikasikannya.
Lantas benarkah ada kata “salah memilih jodoh” ketika pasangan yang kita dambakan tidak sesuai dengan keinginan kita?
Barangkali inilah yang perlu kita renungkan, bahwasanya menikah merupakan proses pembelajaran hidup. Kita senantiasa dituntut untuk belajar. Tidak hanya sang istri, suami pun harus terus belajar, jangan lagi ada rasa ego dalam diri, karena pada dasarnya ilmu yang baik akan diterapkan dalam bentuk manajemen yang baik.
Manajemen yang baik dimulai dari hal-hal terkecil seperti menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan. adapun perbedaan-perbedaan ataupun perselisihan-perselisihan adalah hal yang biasa dalam berumah tangga, tidak mungkin berjalan mulus tanpa ada kerikil-kerikil atau duri di jalan, semua akan ada cobaannya masing-masing.
Ada yang diberi ujian berupa sulitnya ekonomi, ada yang ujiannya dari tempat kerja, ada yang ujiannya belum diberi momongan, dan yang diuji dengan banyaknya harta, diberi kelebihan fisik, ujian itu semua tergantung bagaimana menghadapi dan menyikapi nya, kembali lagi pada ilmu yang dimilikinya.
Tetapi apabila kita sudah berusaha untuk belajar ternyata terjadi hal di luar keinginan, itulah takdir yang Allah tuliskan untuk kita, dan pada intinya kita dihadapkan pada dua pilihan yaitu: bersabar atas segala kekurangan dan bersyukur atas segala kelebihan.
Jika setiap orang memegang teguh prinsip ini, niscaya keretakan-keretakan rumah tangga akan sedikit yang terjadi, dan bahkan bisa berubah menjadi pilar-pilar keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.*
Ummu Azlan
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya