ToT Grand MBA Nasional di Gunung Tembak, Pemuda Mesti PD Jadi Guru Ngaji

Ummulqurahidayatullah.id– Para pemuda harus percaya diri (PD) menjadi guru ngaji atau mengajarkan al-Qur’an. Tak perlu minder atau malu.
Pasalnya, sejak awal turun wahyu, ternyata para pemudalah yang sangat berperan untuk mengajarkan dan mendakwahkan al-Qur’an ini.
“Bukan hanya sebagai penggerak utama dalam membumikan al-Qur’an, rumah al-Qur’an pertama di dunia justru didirikan oleh pemuda belasan tahun di masa awal dakwah Islam dahulu,” ungkap Ustadz H. Agung Trana Jaya, Lc, M.Psi, Ketua Badan Koordinasi Pembinaan Tilawah al-Qur’an (BKPTQ) Hidayatullah, Jumat (4/9/2025).
Tuan Rumah ToT Grand MBA
Baru-baru ini, Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak menjadi tuan rumah penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) Gerakan Mengajar dan Belajar al-Qur’an Nasional yang biasa disingkat dengan nama Grand MBA Hidayatullah.
Program ini kolaborasi apik antara Persaudaraan Dai Indonesia (POS Dai) Hidayatullah, BKPTQ Hidayatullah, serta Pemuda Hidayatullah.
Pantauan Media Center @Ummulqurahidayatullah, acara berlangsung secara penuh selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/9/2025) di ruang pertemuan Gedung WKP, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Peran Pemuda
Di hadapan ratusan warga dan jamaah yang memadati lantai utama Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak, Ustadz Agung lalu menyampaikan sejumlah peran pemuda yang berkaitan dengan syiar pengajaran al-Qur’an.
“Ini yang kita syukuri bersama. Hari ini yang mengajari kita semua dari tahsin tilawah, terjemah lafzhiyah, hingga tahfizh al-Qur’an, semuanya adalah muallim atau pengajar al-Qur’an dari generasi muda,” ucapnya sambil menyebut beberapa pengajar al-Qur’an yang telah mendapat sertifikasi di BKPTQ Hidayatullah.
Hal ini, menurutnya, sejalan dengan histori turunnya dan disebarkannya dakwah Islam dahulu yang juga diperkuat oleh generasi muda Sahabat Nabi.
Sebagian mereka bahkan dikenal masih belia saat itu.
Perluas Jaringan Rumah Qur’an
Lebih jauh, Ustadz Agung juga mengimbau untuk terus memperluas jaringan Rumah Qur’an Hidayatullah.
Hal itu sebagai salah satu trik dakwah yang sangat jitu lagi strategis di era dekadensi moral sekarang.
“Ingat kisah masuk Islamnya Sahabat Umar bin Khaththab. Sang Khalifah Amirul Mukminin ini justru mendapat hidayah di rumah Qur’an Fathimah, adiknya sendiri,” lanjutnya.
Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat
Saat ini, Rumah Qur’an, dianggap Ustadz Agung, begitu relevan dengan kebutuhan masyarakat yang haus akan ketenangan di tengah hiruk pikuk urusan dunia dan hegemoni materialisme di tengah masyarakat.
Belajar al-Qur’an bukan hanya mendatangkan ketenangan pikiran dan kedamaian dalam jiwa manusia, tetapi sekaligus menjadi “tombo ati” atas berbagai penyakit hati yang menimpa manusia modern sekarang.* (Abu Jaulah/Media Center @Ummulqurahidayatullah)
Assalamualaikum..Aku ditinggal istriku 9bln lalu.aku sangat rindu sekali meskipun dalam mimpi. Dan 3 anakku .aku tanjakan apakah pernah mimpi ketemu…
Dakwah Hidayatullah di Papua terlalu eksklusif hanya menyasar pendatang sejak dulu. Indikatornya jelas, semua pondok pesantrennya tidak punya santri asli…
istri n anak kembali 01 02 2023.. ampuni sgla d0sa2 istri q ya Allah. n buat para laki2 yg ditinggal…
Hal yg sama saya rasakan pada istri yg telah meninggal hampir 2 tahun lalu, rindu ini sangat sering, terkadang tanpa…
kalau uda khatam arbainnya di halaqoh mestinya tdk terjadi yg sperti ini