Alasan Pengantin Ini Ikut Pernikahan Mubarak: Menjaga Kultur Mulia

Ummulqurahidayatullah.id– Pernikahan Mubarak 1447 H 11 pasang santri-santriwati Hidayatullah baru saja berakhir. Banyak kisah menarik di balik perhelatan ini.
Di antaranya pengakuan salah seorang peserta putri, guru TK asal Enrekang. Namanya sengaja tidak disebutkan.
Jumat (3/10/2025) itu, sehari jelang hari H, pada sesi penandatangan komitmen menerima jodoh yang diikhtiarkan panitia, Muslimah itu mengaku perasaannya campur aduk.
Ketetapan Jodoh
Syukurnya, ada penguatan dari Ustadz Hamzah Akbar selaku anggota Steering Committee Panitia Pernikahan Mubarak 1447 Hidayatullah Balikpapan.
“Ingatlah bahwa Allah telah menetapkan ajal, rezeki, dan jodoh. Pandangan fisik lewat secarik kertas tidak boleh mengaburkan nilai keimanan, akhlak, dan prestasi seseorang,” pesan Ustadz Hamzah Akbar yang juga Ketua YPPH Balikpapan kepada para peserta putri.
Hingga kemudian, Muslimah tersebut pun mengaku perasaannya lega setelah mengetahui siapa calon suaminya saat itu.
“Alhamdulillah lega, walau belum seratus persen. Saya berdoa dan yakin bahwa doa-doa ini akan diijabah, meski ada harapan yang belum sesuai. InsyaAllah, karakter pasangan bisa dibangun bersama ke depan,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Alasan Ikut Nikah Mubarak
Lebih jauh, ia juga menuturkan alasannya bersedia mengikuti pernikahan mubarak dan menyerahkan sepenuhnya proses perjodohan kepada Allah melalui panitia.
Dengan mantap ia mengatakan, “Karena pernikahan mubarak adalah kultur yang harus dijaga, karena bukan cuma baik tapi juga mulia.”
Prinsip itulah yang membuatnya semakin yakin menapaki jalan ini. Meski perasaan deg-degan tetap tak bisa ia sembunyikan, terutama saat menantikan siapa kelak calon suaminya saat itu.
Selama masa karantina pra nikah, sang guru itu memilih menenangkan hati dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Ia terus berupaya mendekat kepada Allah dan saling berbagi pengalaman dengan sahabat-sahabat sesama peserta.
Ia pun merasa tenang berada di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan. Bahkan menyebut perjumpaan dengan teman dan guru lama membangkitkan kerinduan mendalam.
Semoga “Samawa”
Dukungan orang tua serta motivasi dari anak pasangan alumni Mubarak 61, Abah Muhammad Bakri dan Ibu Hafsoh ini, semakin meneguhkan langkahnya.
“Semoga bersama pasangan nanti kami bisa membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, serta penuh keberkahan, insyaAllah,” tuturnya.
Muslimah tersebut kini telah bertemu jodohnya beberapa saat usai akad nikah di Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak, Sabtu (4/10/2025). Barakallah!* (Itha/Media Center Ummulqurahidayatullah/@AyoNikahMubarak)
Assalamualaikum..Aku ditinggal istriku 9bln lalu.aku sangat rindu sekali meskipun dalam mimpi. Dan 3 anakku .aku tanjakan apakah pernah mimpi ketemu…
Dakwah Hidayatullah di Papua terlalu eksklusif hanya menyasar pendatang sejak dulu. Indikatornya jelas, semua pondok pesantrennya tidak punya santri asli…
istri n anak kembali 01 02 2023.. ampuni sgla d0sa2 istri q ya Allah. n buat para laki2 yg ditinggal…
Hal yg sama saya rasakan pada istri yg telah meninggal hampir 2 tahun lalu, rindu ini sangat sering, terkadang tanpa…
kalau uda khatam arbainnya di halaqoh mestinya tdk terjadi yg sperti ini