Ustadz Muhammad Hasyim: 100 Persen Berjuang di Sekolah, 100 Persen Berjuang di Rumah

Ustadz Muhammad Hasyim di Masjid Ar-Riyadh, Hidayatullah Balikpapan (13/03/2021).* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Sistem pendidikan Hidayatullah di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak sudah berkembang pesat. Berbagai sarana fasilitas dan gedung terus bertambah dari waktu ke waktu. Jumlah tenaga pendidik juga semakin meningkat seiring santri yang makin ramai mondok dan sekolah di pesantren.

Prestasi? Jangan ditanya. Ratusan lulusan Gunung Tembak telah berkiprah di mana-mana dengan berbagai amanah dan pekerjaan yang ditekuni oleh mereka.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz H. Muhammad Hasyim selaku Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Raadhiyatan Mardhiyyah (RM), dalam giat silaturahim awal tahun 2022, Rabu (05/01/2022).

Acara diadakan di Mushalla Sakinah Jamilah dan dihadiri oleh sejumlah Pengurus Pendidikan Putri, Kepala Madrasah mulai dari jenjang KB-RA hingga Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Raadhiyatan Mardhiyyah Putri. Turut hadir pula para Pembina, Pengawas, dan Pengurus Yayasan RM lainnya.

Meski demikian, Ustadz Hasyim mengingatkan agar pendidikan yang sudah dianggap maju ini tak boleh mengabaikan prinsip syariat dan nilai-nilai kultur yang selama ini diwariskan oleh para pendiri Hidayatullah sebelumnya.

“Semua program pendidikan di sekolah harus dijalankan secara maksimal. Tapi bukan berarti perhatian kepada keluarga boleh ditinggal begitu saja. Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, perhatian dan mengurus keluarga tetap menjadi prirotas utama,” jelas ustadz yang juga pendiri Hidayatullah tersebut.

Menurut Ustadz Hasyim, memang tidak mudah mengurus dan mengelola pendidikan. Menjadi guru bukanlah perkara gampang, tuntutannya berat dan kewajibannya banyak. Apalagi di zaman modern sekarang. Namun itu disebutnya bukan alasan untuk mengorbankan keluarga yang dimiliki.

“Intinya seratus persen berjuang di rumah dan tetap seratus persen di sekolah. Memang berat, makanya dibutuhkan saling memaklumi, saling memaafkan, dan mendoakan. Kuncinya di (pemangku) kebijakan. Bikin program yang realistis, bukan karena paksaan,” terang ustadz jebolan pondok ternama di Indonesia ini.

Selanjutnya, Ustadz Hasyim juga mengingatkan pentingnya menjaga ukhuwah di kalangan para tenaga pendidik. Ini dikatakan sebagai nilai prinsip yang tidak boleh memudar di tengah tergerusnya ajaran Islam dalam kehidupan sosial masyarakat.

“Kalau ada pertengkaran itu sudah lampu kuning, tidak boleh jadi lampu merah. Sehingga semua urusan harus diberi perhatian penuh. Tidak boleh ada yang dikorbankan. Apalagi sampai suami tidak dilayani dan anak-anak terbengkalai atau tidak terurus di rumah,” tutup ustadz menasihati.

Untuk diketahui, Yayasan Pendidikan Raadhiyatan Mardhiyyah di Kampus Induk Hidayatullah Ummul Qura, Gunung Tembak, Balikpapan ini membawahi sejumlah jenjang pendidikan, mulai dari Kelompok Bermain (KB) – Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah Putra dan Putri, Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Putra dan Putri, Ma’had Tahfizh al-Qur’an Putra dan Putri, serta Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah.

Selanjutnya, dikutip dari laman Lpp.hidayatullah.com seluruh jenjang pendidikan unggulan tersebut dikabarkan masih membuka kesempatan untuk Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) Tahun Ajaran 2022 nanti, insyaAllah.* (Abu Jaulah/MCU)

Baca juga: Cerita Pemimpin Umum Hidayatullah Saat Ditugaskan ke Irian: Bawa Buku – Mesin Tik

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *