Saat Iktikaf di Masjid Ar-Riyadh Berdoa Minta Keturunan, Allah Kabulkan

[Ilustrasi] Bayi baru lahir.* [Foto: SKR/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id | AKU teringat cerita beberapa tahun yang lalu. Seorang ibu muda sekaligus adik kelasku saat belajar di Madrasah Aliyah, berkisah padaku. Ia sudah menikah sejak 2015, namun belum dikaruniai buah hati.

Berbagai kekhawatiran kerap mengganggu pikirannya, efek dari pertanyaan dan pernyataan orang-orang yang tak tahu seberapa besar usaha yang sudah ia lakukan. Ditambah harapan besar dari ayah dan ibundanya yang ingin sekali menimang cucu dari anak perempuannya.

Ia tahu, ada jutaan ibu yang mengalami kerisauan dan kegundahan yang sama dengan dirinya. Tapi tetap saja semua ini menjadi hal pahit yang harus ia telan sendiri.

Di tahun 2019, Allah mempertemukannya kembali dengan bulan Ramadhan. Namun Ramadhan kali ini, baginya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Allah memudahkan ia untuk mengikuti iktikaf, khususnya shalat tarawih dan tahajjud full, di Masjid Ar-Riyadh, Teritip, Balikpapan, Kaltim.

“Kak, aku paling ingat, waktu qunut di malam sepuluh terakhir Ramadhan, kalau tidak khilaf, malam ke- 27. Ustadz Fathun Qarib memimpin qunut. Beliau doakan bagi jamaah yang sakit, sembuhkanlah (Ya Allah); yang belum menikah, maka pertemukan dengan jodohnya; yang belum memiliki anak, maka karuniakanlah anak.

Langsung terasa nyess. Dalam hatiku, ‘Ya Allah, banyaknya orang shaleh di masjid ini yang mengaminkan, semoga ada salah satunya yang Engkau ijabah.’

Pokoknya tiap malam aku nangis dalam doaku.

Mungkin juga karena posisi sujud dan rukuk lama itu, juga memperbaiki posisi rahim.”

Demikian ia bercerita padaku dengan penuh haru.

MasyaAllah! Tabarakallah! Sebulan setelah Ramadhan itu, Allah menganugerahkan ibu muda itu hadiah. Janin yang ia nanti selama empat tahun lamanya, kini bersemayam di dalam rahimnya.

Ayah dan ibunda yang mendengar berita bahagia tersebut, sontak menangis histeris, tak mampu membendung kebahagiaannya. Suasana di rumah saat  itu dipenuhi deraian air mata dari keluarga.

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimusshalihaat.

Demikianlah. Setiap harapan pasti membutuhkan jalan ikhtiarnya masing-masing. Dan sebaik-baik ikhtiar, adalah memperbaiki hubungan dengan Sang Penentu Takdir, Allah Azza Wa jalla.* (Itha/Ibu rumah tangga di Teritip, ditulis pada 21 Ramadhan 1444 H/MCU)

Tonton: Mari Doakan, Ustadz Abdul Latief Usman: Semoga Kuat Sampai Akhir

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *