Pimpinan Ponpes Darul Istiqamah Maros Kunjungi Kampus Induk Hidayatullah
Ummulqurahidayatullah.id– Pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maros, Sulawesi Selatan, KH Arif Marzuki, mengunjungi Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kunjungan itu berlangsung pada Senin siang hingga malam, 16-17 Sya’ban 1445 H (26/2/2024).
Kiai Arif Marzuki tiba di Gunung Tembak pada Senin sekitar pukul 15.55 WITA. Dalam rombongannya, hadir pula dua putra Kiai Arif Marzuki yaitu Muzayyin Arif (Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan) dan Dr Muthahhir Arif (imam masjid sekaligus pimpinan pesantren Nusantara di Amerika).
Kehadiran rombongan dari Ponpes Darul Istiqamah itu disambut hangat oleh para pengurus Hidayatullah.
Mulai dari Pemimpin Umum KH Abdurrahman Muhammad, Ketua Umum DPP Dr Nashirul Haq, Anggota Dewan Mudzakarah Ustadz Akib Junaid Kahar, Pembina Kampus Induk Hidayatullah Ustadz Abdul Latief Usman, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar, dan lain sebagainya.
Pada Selasa sore, rombongan Kiai Arif Marzuki bersilaturahim dengan para pengurus di Kantor YPPH.
Usai itu, silaturahim dilanjutkan di Masjid Ar-Riyadh. Rombongan Darul Istiqamah melaksanakan shalat maghrib berjamaah bersama ratusan warga Hidayatullah. Shalat magrib ini diimami oleh Dr Muthahhir.
Dr Muthahhir Arif dan Kiai Arif Marzuki masing-masing diminta bertaaruf dan menyampaikan tausiyah di depan ratusan warga, santri, mahasiswa, serta jamaah Hidayatullah.
Sebelumnya, Sekretaris Pembina YPPH Balikpapan, Ustadz Abdul Latief Usman menyampaikan pengantar. Ia mengatakan, Kiai Arif Marzuki masih memiliki hubungan biologis dengan (Almarhum) KH Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah.
Kiai Arif Marzuki terhitung sebagai keponakan Kiai Abdullah Said namun Kiai Arif Marzuki berusia lebih tua beberapa tahun.
“Beliau (Kiai Arif Marzuki) usia 82 tahun,” ujar Ustadz Abdul Latief Usman.
Sementara Muthahhir Arif menceritakan profil singkat sosok Kiai Kiai Arif Marzuki yang dipanggilnya Abah.
Abah, katanya, bernama lengkap Muhammad Arif Marzuki, kelahiran Sinjai (16/2/1942). “Tiga tahun sebelum proklamasi Republik Indonesia.”
Ia juga mengatakan, Hidayatullah memiliki hubungan dan akar sejarah yang panjang.
“Kehadiran Abah saat ini adalah silaturahim bersejarah,” ujarnya.
Pesan Kiai Arif Marzuki
Sedangkan Kiai Marzuki lebih banyak menyampaikan tausiyah terkait Al-Qur’an. Tak heran, sosok tersebut merupakan penghafal Al-Qur’an 30 juz.
Ia juga menyampaikan pesan-pesan menjaga ukhuwah Islamiyah dan kebangsaan.
Kiai Arif Marzuki mengajak untuk terus mengambil ibrah dari para pendahulu, khususnya Pendiri Darul Istiqamah, KH Marzuki Hasan, dan Pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said. Di mana keduanya masih dirasa hidup lewat warisan-warisan kebaikannya melalui kedua lembaga pergerakan Islam itu.
“(Para) Pendiri kini telah tiada tapi masih hidup,” ujar Kiai Arif Marzuki yang berceramah sembari duduk di atas kursi.
Ia menambahkan, lebih baik sudah tiada di dunia tapi masih hidup, “Daripada masih ada tapi sudah tiada.”
Orang hidup yang tapi sudah tiada, menurutnya, adalah orang yang tidak berkembang, yaitu orang yang tidak ber-Qur’an.
Selepas isya, Kiai Arif Marzuki dan rombongan kembali bersilaturahim di Kantor YPPH. Ia mengenakan kursi roda saat menuju dan pulang dari Masjid Ar-Riyadh itu.
Di Kantor YPPH, kembali hadir KH Abdurrahman Muhammad. Ustadz Abdurrahman, sapaannya, tampak mengobrol akrab dengan Kiai Arif Marzuki. Keduanya pun bernostalgia seputar hubungan antara kedua pendiri ponpes tersebut.
“Saya sering ke (Ponpes Darul) Istiqamah dulu,” ujar Ustadz Abdurrahman seraya menggenggam lengan kanan Kiai Arif Marzuki.
Silaturahim yang diselingi makan bersama itu diakhiri dengan foto bareng.
Putra KH Abdullah Said, Bang Muntadziruzzaman, memberikan cinderamata karya bukunya berjudul “Spirit Perjuangan Ustadz Abdullah Said Pendiri Hidayatullah” kepada Kiai Arif Marzuki dan Muzayyin Arif.
Sedangkan Muzayyin Arif memberikan hadiah buku berjudul “Rekam Jejak Muzayyin Arif” kepada Pemimpin Umum Hidayatullah, Ketua Umum DPP Hidayatullah, dan Ketua YPPH Balikpapan.
Usai ramah tamah, rombongan Ponpes Daru Istiqamah itu kemudian meninggalkan Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak sekitar pukul 21.00 WITA.* (SKR/Media Center Ummulqura Hidayatullah)
Baca juga: Pimpinan Darul Istiqamah: Hidup Ber-Qur’an, Hidup Berkembang
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya