Pemimpin Umum Hidayatullah: Selalu Jadi Contoh Kebaikan
Ummulqurahidayatullah.id– Peradaban Islam yang dibangun dengan “Iqra bismi Rabbik” akan menghasilkan gagasan yang spektakuler. Tidak hanya itu, peradaban yang berbasis ilmu yang sempurna juga akan menghasilkan manusia-manusia ideolog sekaligus penggerak kebaikan (muharrik).
Lebih jelasnya, peradaban Barat hanya mengenal ilmu yang zhahir (logika dan empirik) saja. Sedang peradaban yang bersumber dari wahyu mencakup hingga yang zhahir dan bathin sekaligus.
Penjelasan panjang lebar tersebut disampaikan oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad. Dalam acara Tabligh Akbar yang digelar di lapangan SMP-SMA Integral Luqman al-Hakim Surabaya itu, KH Abdurrahman, tampil bersama Ustadz Abdul Rahman, Ketua Dewan Pembina Hidayatullah Jawa Timur.
“Kalau sumber ilmunya dari al-Qur’an ini zhahiratan wa bathinatan fisik dan metafisika. Orang beriqra tidak hanya membaca hal-hal yang bersifat fisika, tapi dia bisa membaca hal-hal metafisika,” ucap Ustadz Abdurrahman, sapaan akrabnya selama ini.
Menurut Pemimpin Umum, sebagai pemilik gagasan besar, orang yang tercelup dengan paradigma al-Alaq, bukan hanya tampil sebagai ideolog. Tetapi juga hadir menjadi manusia penggerak kebaikan.
“Dia terdahulu dalam menggerakkan kebaikan “sabiqun bil khairat”, selalu menjadi contoh untuk perbuatan baik maka manusia pun berbondong-bondong menikmati kebaikan itu,” terang sahabat karib Pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said Rahimahullah.
Masih kaitan dengan peradaban Islam, orang-orang yang tidak mendapat hidayah dari ilmu dan teknologi sains yang dimilikinya justru bisa berbalik bumerang, terpesona dengan gemerlap materi dan lalai dari kewajiban kepada Allah.
“Jadi sekarang manusia yang tidak dalam wawasan ‘iqra bismi Rabbik’ adalah manusia yang sudah mati. Banyak bergelimpangan manusia. Ah ini tugasnya “menghidupkan” (ruhaninya). MasyaAllah luar biasa ini,” sambungnya.
Ilmu itu tak cukup, masih kata Ustadz Abdurrahman, kecuali diperlukan uji coba lapangan. Disebutkan, perjalanan Rasulullah sendiri perlu uji lapangan dahulu. Bukan sekali bahkan hingga berkali-kali.
“Bahwa apa yang diyakini: Allah itu memang Maha Pencipta dan Pengatur alam semesta. Bahwa Allah itu Al-Malik, Raja dan Penguasa segalanya. (Keyakinan) ini semua perlu diuji langsung di lapangan. Apa itu setelah shalat, hijrah. Coba baca keyakinan Rasulullah itu!” terangnya.
“Dia (Rasulullah) sudah tahu opsinya bunuh (oleh kaum kafir Quraisy, red) dan pembunuh itu ada di sekitar rumahnya. Tapi kenapa dia bisa keluar rumah dengan santainya. Ini namanya uji keyakinan bahwa Allah itu Maha Kuasa dan menentukan nasib manusia,” tutupnya penuh semangat.
Diketahui, acara Tabligh Akbar adalah masih rangkaian dari kegiatan Halaqah Kubra Kader Hidayatullah se-Jawa Timur. Kegiatan ini terselenggara hasil kerja sama Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Timur dan Kampus Utama Hidayatullah Surabaya.
Pantauan Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah di lokasi, tak kurang dari seribu kader memadati acara tersebut. Sebagaimana di saat bersamaan, berlangsung pula Musyawarah Khusus Kampus Induk dan Utama Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah se-Indonesia di Kampus Kejawan Putih Tambak, Surabaya, beberapa waktu lalu.* (Abu Jaulah/MCU)
Baca juga: Ramadhan Mendekat, Kerja Bakti Digaskan “Kayak Minum Obat”
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya