Pemimpin Umum: Bangun Masjid Ar-Riyadh dengan Harta, Pikiran, Tenaga, Waktu, Semuanya
Ummulqurahidayatullah.id– Kalau hari ini sudah bekerja keras, besok kita bekerja keras lagi. Hari ini berinfaq, besok berinfaq lagi. Ini bukan cerita. Tetapi sudah jadi etika dan tanggung jawab orang beriman. Nikmat syukur dan nikmat beramal shaleh ini harus selalu dibangun.
Pesan dan motivasi tersebut disampaikan Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, saat menggugah ratusan warga dan santri Hidayatullah Gunung Tembak, di Masjid Ar-Riyadh, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad (09/10/2022).
Dalam sejarah, lanjut Ustadz Abdurrahman, demikian dikenal, usai Nabi Muhammad hijrah ke Yatsrib (Madinah), tantangan dakwah dan voltase perjuangan justru semakin bertambah. Mobilitas umat Islam kian tinggi dan pengorbanan tak pernah selesai.
“Jadi memang perintahnya berjuang bi amwalikum wa anfusikum. Dengan harta, pikiran, tenaga, waktu, dan semua yang dipunyai. Fal yakmal amalan shalihan, ini memakai fi’il mudhari artinya berkelanjutan,” ucap ustadz sambil menerangkan ayat yang dibacakan tersebut.
Khusus untuk pembangunan Masjid Ar-Riyadh, Ustadz Abdurrahman mengimbau seluruh kader, anggota, hingga santri Hidayatullah untuk menggencarkan gerakan infaq Masjid Ar-Riyadh setiap waktu.
Mengingat, Masjid ar-Riyadh adalah pusat kegiatan peserta acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah pada tahun 2023 mendatang.
Baca juga: Pemimpin Umum: Tak Usah Ada Silatnas Jika Tak Selesai Pembangunan Masjid Ar-Riyadh
Situasi dunia secara global sedang dilanda berbagai macam krisis. Kondisi ini disebut Pemimpin Umum Hidayatullah perlu disemangati dengan membangun mobilitas infaq dari semua lapisan. “Utamanya hal yang paling pokok di (pembangunan) Masjid (Ar-Riyadh) ini,” tegasnya.
“Saya sudah sampaikan di forum, supaya pengurus mengambil kebijakan atau bersama pembina yayasan mengambil kebijakan dalam menyongsong Silatnas kali ini,” terang sahabat karib Pendiri Hidayatullah, allahuyarham KH Abdullah Said tersebut.
Ustadz Abdurrahman mengingatkan, untuk pembangunan Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak, bukan hanya bahan material yang memerlukan pembiayaan. Tapi para pekerja juga tidak mungkin tidak diberikan santunan.
“Bagaimana mengatur semua ini, termasuk mobilitas tenaga. Itulah bi amwalikum wa anfusikum. Ada juga pekerjaan mengaduk semen, mengangkat pasir, sampai batu bata yang mau disusun,” lanjutnya.
Dengan banyaknya pekerjaan dan besarnya pembiayaan tersebut, kata Ustadz Abdurrahman, dibutuhkan manajemen yang rapi dan konsolidasi yang kuat.
“Jadi jangan sangka itu bukan kontribusi yang luar biasa. Semua fokus mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Sebab tidak ada kerja dan kontribusi yang sederhana, cuma perlu manajemen yang baik,” tutup ustadz yang lahir di kota yang sama dengan Presiden RI ke-3, Parepare, ini.* (Abu Jaulah/MCU)
TONTON: Masjid Ar-Riyadh ‘Hilang’ | Pemandangan Langka di Gunung Tembak @Ummulqura Hidayatullah
Perlu dilengkapi lagi Kegiatan2 organisasi yang membersamai silatnas, seperti yang kami dengar ada kegiatan Mushida, GPH, SAR, dan lain sebagainya.…
Ya Allah, beberapa kali bermimpi bertemu istri yang sudah meninggal. Salah satu amalan yang pernah disampaikan oleh Ulama, dengan dzikir…
habis sudah airmataku saking kangen istriku yg meninggal kena covid 2th yg lalu makin lama semakin teringat.udah berdoa tp ttp…
Sudah 8 blm saya ditinggal pergi istri tercinta karena sakit tumor, saya sangat merindukannya, bahkan saya masih merasa bersalah karena…
Saya pun begitu, rasa rindu ini tidak pernah hilang, apalagi istri saya meninggalkan saya dalam perjalanan pulang dari Ternate ke…