KH Abdullah Said di Mata Pendiri dan Perintis Hidayatullah [1]
HIDAYATULLAH memasuki usia 50 tahun. Gerakan dakwah dan tarbiyah yang kini menjadi Ormas ini didirikan oleh para pemuda, dimotori Allahuyarham KH. Abdullah Said.
Apa dan bagaimana spirit pendiri dan perintisnya, hingga Hidayatullah kini tersebar di seluruh Indonesia bahkan mancanegara? Ikuti serial kisah yang dituturkan oleh para pendiri dan perintisnya.
Gagasan Besar yang Harus Diwariskan
Berbagai gagasan, pernyataan, dan tindakan KH Abdullah Said adalah hal-hal yang besar. Itulah yang ditangkap dan diakui oleh para sahabatnya, terutama para pendiri dan perintis Hidayatullah.
Yang dimaksud pendiri adalah orang-orang yang mengawali gerakan dakwah Hidayatullah. Mereka adalah para pemuda bernama Abdullah Said, Ahmad Hasan Ibrahim, Muhammad Nazir Hasan, Muhammad Hasyim HS, Kisman, dan Usman Palese.
Sedangkan yang dimaksud perintis adalah orang-orang yang terlibat dalam tahap awal gerakan Hidayatullah. Mereka adalah kader atau santri awal, semisal M. Amin Bachrun, Abdul Qadir Jailani, Amin Mahmud, Hasan Suradji, Yusuf Suradji, Sarbini Nasir, Sudiono, Usman Asy’ari, Suwardhany Soekarno, Aida Chered, Atikah, Hasanah Luqman, Marfuah, dan lain-lain.
Mengapa setiap apa yang disampaikan oleh KH Abdullah Said disebut sebagai gagasan besar? Gambarannya seperti yang disaksikan oleh Ahmad Hasan Ibrahim, sedari awal perkenalannya pada tahun 1971.
KH Abdullah Said seringkali menyampaikan bahwa dirinya akan mengembangkan dakwah tidak hanya di Nusantara, tapi ke seluruh dunia.
“Waktu itu sebagian kader belum bisa memahami gagasan-gagasan semacam itu. Mungkin karena luar biasanya sehingga sebagian di antara kami tidak mampu mengikuti lompatan-lompatan pemikirannya,” kenang Hasan.
Hasyim HS pun menilai gagasan dan ide-ide KH Abdullah Said sungguh luar biasa. “Hingga beliau meninggal dunia, banyak ide yang belum sampai pada puncaknya,” kata Hasyim.
Banyak ide, gagasan, dan kata-kata KH Abdullah Said yang sepertinya tidak masuk akal. Belakangan barulah diketahui bahwa ternyata ide dan prediksi itu akhirnya menjadi kenyataan. Itu tidak lepas dari keinginannya yang begitu tinggi, didukung oleh keyakinannya akan perjuangan.
“Paling penting adalah didukung oleh ibadah yang luar biasa. Ibadah beliau itu melebihi daripada yang lain,” ujar Hasyim.
Gagasan-gagasan besar itupun tidak berhenti hanya dalam pernyataan, namun berusaha keras diwujudkan dalam kenyataan. Salah satu yang dilakukannya adalah serius melakukan proses pengkaderan yang tiada henti demi menopang gagasan dan cita-cita besarnya.* (bersambung)
Tulisan ini dinukil dari buku Mewujudkan Visi Kampus Peradaban, yang diterbitkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah (November 2018).*(Pambudi Utomo)
Sumber: hidayatullah.com
1 Response
[…] Sambungan artikel Pertama […]