Dai Senior Hidayatullah H Abdullah Ihsan Wafat, Warga Kampus Induk Shalat Gaib

Ummulqurahidayatullah.id | Hidayatullah.com- Anggota Majelis Penasihat Hidayatullah juga dikenal sebagai dai senior, H. Abdullah Ihsan, berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan ini.

Almarhum juga merupakan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali periode 2015-2020 dan Pembina Hidayatullah Bali.

Berdasarkan informasi dihimpun media ini, H Abdullah Ihsan wafat di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Denpasar, Bali, Selasa (12/3/2024) pukul 22.00 WITA, bertepatan malam 2 Ramadhan 1445 H. Sudah beberapa tahun belakangan ini ia jatuh sakit.

“Innalillahi Waa Inna Ilahi Rajiun. Mohon doanya, telah meninggal dunia Ustadz Abdullah Ihsan, Selasa, 12 Maret 2024 di Denpasar, Bali,” ujar Maghfur, menantu almarhum, dalam pesan singkatnya semalam.

Pada Rabu (13/3/2024), 2 Ramadhan 1445 H bakda subuh, warga Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, mmelaksanakan shalat gaib atas wafatnya H Abdullah Ihsan.

Shalat gaib digelar bakda subuh, diimami oleh dai senior lainnya, H Amin Mahmud, yang juga Anggota Majelis Penasihat Hidayatullah.

Shalat gaib warga Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Rabu (13/3/2024), 2 Ramadhan 1445 H atas wafatnya Ustadz Abdullah Ihsan.* [Foto: SKR/MCU]

Informasi yang dihimpun, jenazah almarhum dimandikan di Ponpes Hidayatullah Kepaon, Denpasar, pukul 06.00 WITA.

Kemudian shalat jenazah dilaksanakan bakda shalat zuhur dan langsung diantar ke Pemakaman Kampung Islam Kepaon.”(Ustadz Abdullah Ihsan dimakamkan) di Denpasar jam 13.00 WITA,” ujar Maghfur.

Dikenal Gigih Berjuang

Ustadz Abdullah Ihsan selama ini juga turut serta bersama tokoh masyarakat lainnya dalam menjaga kerukunan umat beragama di Bali.

Almarhum semasa hidup dikenang kegigihannya dalam berjuang menjalankan tugas dakwah. Hingga akhir hayatnya, dia mendapatkan penugasan terakhir di Bali dan akhirnya ditakdirkan wafat di tempat tugas tersebut.

Tak hanya gigih dalam berdakwah, ia juga dikenal memiliki pembawaan santun, supel, dan mengayomi. Tak heran, di mana pun bertugas dia selalu diterima dengan baik.

Dai senior Hidayatullah lainnya, H Abdul Latief Usman, menuturkan almarhum sebagai sosok yang selama ini kerap mendampingi Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad. Almarhum juga dikenal sebagai dai yang sabar dan teguh.

“Yang ada pada figur beliau adalah nampak sekali kesabaran dan keteguhannya. Beliau pernah membuka (Pesantren) Hidayatullah di Lombok. Beliau pertama kali membuka, mengembangkan lembaga Hidayatullah di Lombok,” tutur Ustadz Abdul Latief Usman saat menyampaikan takziyah di Masjid Ar-Riyadh Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (13/3/2024) bakda subuh.

Sekitar lima tahun setelah merintis cabang Pesantren Hidayatullah di Lombok, lanjutnya, Ustadz Abdullah Ihsan kemudian ditugaskan ke Bali.

Kenangan indah terhadap almarhum Ustadz Abdullah Ihsan juga dituturkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah periode 2020-2023, Imam Nawawi.

“Beliau (H Abdullah Ihsan) figur pendakwah yang harus menjadi teladan bagi generasi muda Hidayatullah berikutnya,” kata Imam.

“Adab dalam Dakwah”

Salah satu pesan H Abdullah Ihsan yang direkam Imam Nawawi saat menyampaikan tausyiah di hadapan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Hidayatullah di Masjid Al-Mabrur Asrama Haji Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (1/12/2017).

Kala itu, almarhum berpesan kepada para dai agar memperhatikan adab dalam berdakwah.

Menurut almarhum, tutur Imam, umat Islam adalah umat terbaik, tentu saja itu tidak boleh sebatas menjadi pemahaman, tetapi juga pengamalan.

“Kepada yang tua kita jadikan guru, kita minta nasihat dan petunjuknya. Kepada yang sebaya, kita jadikan sahabat, dan kepada adik-adik yang muda-muda, kita jadikan diri kita sebagai kakak atau orang tua mereka. Sehingga dakwah itu terpancar dari diri kita, bukan lagi sebatas ajakan lisan kita,” ujar almarhum ketika itu.

Selain itu, Ustadz Abdullah Ihsan juga menekankan para kader bangsa untuk menjadi manusia yang bijak.

“Bijak itu bagaimana, sesama Muslim jelas macam-macam cara berpikir dan kebiasaannya. Jangan kita anti kepada mereka yang berbeda, juga jangan meremehkan mereka dan menilai diri sendiri sebagai yang tertinggi. Tetaplah mereka saudara seiman kita, karena manusia yang bijak itu tidak sombong, yakni tidak menolak kebenaran dan tidak meremehkan manusia,” pesannya.

Perintis Hidayatullah Wilayah Bali dan Nusa Tenggara ini pun saat itu mengingatkan jati diri dai Hidayatullah.

“Jangan sampai semakin tinggi keilmuan, semakin lemah keyakinan kepada Allah. Hidayatullah ini berdiri dan eksis di mana-mana karena spirit keyakinan kepada Allah dan istiqamah. Kader-kader yang ada hari ini harus mengikuti spirit yakin kepada Allah ini dan istiqamah dari para pendahulu,” pesannya.* (SKR/Ainuddin Chalik/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *