Dai Ini Ingatkan Pertarungan Abadi antara Hidayah vs Kebathilan

Ummulqurahidayatullah.id– Selalu ada pilihan-pilihan dalam hidup manusia. Dari urusan yang dianggap kecil atau sederhana hingga masalah yang disebut penting atau strategis.
Pilihan itu selalu ada. Satu peristiwa yang sama bahkan bisa melahirkan ragam pilihan berbeda sekaligus.
Itulah di antara hikmah perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Mikraj dahulu.
Ada Sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang percaya dengan kejadian itu dan keyakinannya bertambah kokoh di jalan dakwah.
Namun di saat yang sama, ada pula Abu Jahal yang malah tertawa dan mengolok-olok Nabi. Akibatnya, ia makin jauh dari hidayah Allah.
Untaian refleksi tersebut disampaikan oleh Ustadz Masykur Suyuti dalam kegiatan taklim Muslimat Hidayatullah (Mushida) Kota Balikpapan yang diadakan di aula utama Masjid Hidayatullah, Jl. Sultan Alauddin, Karang Bugis, Balikpapan, Jumat, 28 Rajab 1445 H (9/2/2024).
Di hadapan puluhan ummahat, Masykur mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam menjatuhkan satu pilihan. Sebab terkadang manusia menganggap sepele pilihan-pilihan itu, tetapi sesungguhnya malah berdampak luar biasa, di dunia ataupun di Akhirat nanti.
“Itulah pentingnya takwa dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Apalagi sifat dasar manusia adalah lalai. Ia membutuhkan nasihat. Di sinilah peran ukhuwah dan hidup berjamaah itu,” ucap Masykur.
Dai yang bergabung dalam Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) Hidayatullah Balikpapan ini menerangkan Surat al-Ankabut ayat 38 tentang pertarungan abadi antara hidayah dan kebathilan dalam kehidupan manusia.
“Kaum Ad dan Tsamud adalah di antara simbol peradaban hebat yang pernah ada. Nama mereka berulang kali disebut dalam al-Qur’an. Namun karena jauh dari hidayah, maka sehebat apapun ilmu, setinggi apapun kekuasaan mereka, ujungnya adalah kehancuran,” terang ustadz yang juga pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah, Balikpapan ini.
Masih dari materi yang disampaikan, tantangan pilihan-pilihan itu makin terasa berat dan tidak mudah, karena keburukan dan kemaksiatan acap kali diubah setan menjadi indah dipandang manusia.
“wa zayyana lahum asy-syaithan a’malahum,” jelas Masykur sambil mengutip potongan ayat.
“Padahal jelas, tujuannya untuk menghalangi manusia dari kebaikan.”
Untuk diketahui, memasuki tahun 2024, Muslimat Hidayatullah Balikpapan kian menggencarkan dakwah dan pembinaan ummahat atau muslimat di daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.
Mushida Balikpapan kini beranggotakan hampir 500 anggota dan kader Muslimah. Dengan puluhan halaqah yang terus dibina dengan kegiatan dakwah dan pengajian secara rutin insya Allah.* (Abu Jaulah/MCU)
Baca juga: Pemimpin Umum Hidayatullah Doakan Pemilu Sukses bagi Seluruh Rakyat
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya